Ia komat-kamit sembarang lalu meminta kami menggotong Mad Dalil masuk ke dalam masjid.
Lalu adegan di dalam masjid, pak Kiai komat kamit dan mengisyaratkan seperti memukul Mad Dalil .
Mad Dalil jatuh lemas denga keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
"Sudah mas, jinnya sudah keluar", kata kiai.
Kami dengan terpaksa memberikan amplop beberapa rupiah dengan patungan sebagai ucapan terima kasih.
Sepeninggal kiai, Mad Dalil masih tergolek lemas di masjid dan masih ditunggui beberapa orang.
Lalu tiba-tiba ia kembali meronta dan meracau tidak karuan. Entah darimana idenya, salah seorang teman kami membawanya ke kamar mandi masjid. Kami siram tubuh Mad Dalil  dengan masih menggunakan pakaian penuh.
Kami terus menyiraminya sampai basah kuyup, lalu tiba-tiba Mad Dalil  memuntahkan semua isi perutnya. Sambel kecubung bercampur nasi tumpah ruah keluar dari mulutnya.
Salah seorang teman kami memijit-mijit tengkuk Mad Dalil untuk memperlancar ia memuntahkan isi perutnya.
Lalu setelah itu, Mad Dalil nampak bengong.
Ia bertanya," kenapa aku disiram air dalam kamar mandi?"
Lalu setelah semuanya berlalu tiba-tiba kami semua terpingkal-pingkal dengan kejadian barusan.
Lha wong orang mabuk kecubung kok disangka kemasukan jin.