Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Taman Lele Semarang, Lokasi Wisata di Masa Lalu yang Nyaris Terlupa

23 Januari 2020   23:13 Diperbarui: 29 Januari 2020   16:09 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di kolam ini ribuan ekor lele berkembang biak/dokpri

Bagi orang Semarang, nama taman Lele mungkin sudah tak asing lagi. Wisata yang ada sejak sebelum kemerdekaan ini sampai sekarang masih tetap eksis.

Anak-anak yang Semarang Kendal yang lahir di tahun 80-an pasti memfavoritkan lokasi wisata ini. Sebab wisata taman Lele sudah ada duluan sebelum wisata buatan yang sekarang menjamur di Semarang dan sekitarnya ada.

Harga tiket masuk/dokpri
Harga tiket masuk/dokpri
Taman Lele  sebelumnya dikelola oleh kabupaten Kendal dan pada masa pemekaran pengelolaannya dipegang oleh pemerintah kota Semarang.

Konon, taman Lele ada sejak tahun 1932 (Wikipedia). Sumber mata air yang tak pernah kering dan dihuni ribuan lele ini pada mulanya dikeramatkan oleh warga sekitar.

Gapura masuk taman Lele/dokpri
Gapura masuk taman Lele/dokpri
Sebagaimana keterangan dari pak Sugino salah seorang karyawan taman Lele, tempat ini setiap malam Jumat Kliwon selalu didatangi warga setempat untuk melakukan bersih-bersih. Dan air yang terpancar dari mata air ini diyakini mengandung berkah.

Di kolam ini ribuan ekor lele berkembang biak/dokpri
Di kolam ini ribuan ekor lele berkembang biak/dokpri
Pada tahap berikutnya taman Lele dibangun sedemikan rupa sehingga layak untuk tempat wisata umum. Lokasinya berada di kecamatan Tugu Kota Semarang. Tepatnya di jalan Siliwangj KM10 Kota Semarang. Lokasinya berada di pinggir jalan Pantura kota semarang jadi tempat ini sangat mudah dijangkau.

Saat anda sampai di lokasi, tempat parkir yang lumayan luas akan terlihat. Dan gapura berwarna cokelat akan menjadi pintu masuk anda ke taman Lele. Loket ada di sebelah kanan. Dan saat ini harga tiket masuk hanya Rp.4500/orang.

Di sebelah kiri ada danau buatan yang juga berfungsi sebagai sarana menikmati becak air. Anda bisa ajak putra putri anda mengayuh becak di tengah danau sambil menikmati pemandangan.

Di sekitar danau buatan juga terdapat beberapa kursi yang menghadap ke danau. Jadi kita pun bisa duduk santai bersama  keluarga sambil menghadap ke danau.

Kolam keceh tiketnya hanya Rp.2000/orang
Kolam keceh tiketnya hanya Rp.2000/orang

Di samping danau ini juga terdapat beberapa kamar. Dan bisa disewa dengan harga yang cukup terjangkau. Fasilitas kamar juga lengkap. Mulai dari jaringan WiFi, TV, AC, juga sarapan pagi.

Maju lagi di sebelah kanan terdapat tempat keceh. Berupa sebuah kolam dangkal yang dikhususkan untuk anak-anak. Tiket masuknya sangat murah. Yaitu hanya Rp.2000.

Playground juga tersedia di tempat ini, melengkapi fasilitas. Anda bisa menunggu  anak-anak bermain sambil menikmati kopi atau makanan ringan di warung-warung yang ada di dalam area wisata.

Playground untuk anak-anak/dokpri
Playground untuk anak-anak/dokpri

Kata Pak Sugino, dulu taman Lele ada buaya juga gajah. Tapi binatang itu sudah dipindah ke Bonbin Mangkang.

Di taman Lele dulunya ada kebun Binatang  mini. Yang kandangnya berderet sampai ke atas bukit. Tapi sekarang kandang-kandang itu telah lapuk tak berpenghuni.

Di taman Lele juga ada semacam panggung untuk pentas seni. Terkadang saat hari minggu atau hari libur ada  panggung hiburan baik berupa solo orgen atau pentas kesenian seperti kuda lumping dan tarian daerah.

Panggung kesenian taman lele/dokpri
Panggung kesenian taman lele/dokpri

Saya baru tersadar, mengapa tempat ini dinamai taman Lele. Dalam kolam yang tak terlalu besar dan airnya dari mata air di bawah pohon beringin di sebelanya, terdapat ratusan ekor ikan lele baik yang berwarna hitam maupun putih. Lele-lele ini akan akan berebut menyambar makanan yang dilempar oleh pengunjung. Lele yang ada di sini terlihat sangat besar-besar. 

Sekira paha orang dewasa. Saya belum sempat bertanya apakah lele yang berada di tempat ini bisa dikonsumsi atau tidak.

Kandang ular piton/dokpri
Kandang ular piton/dokpri

Masih di area taman Lele ada bukit dengan anak tangga yang cukup nyaman dilewati, saya sengaja naik ke atas, karena penasaran. Dari bawah terlihat banyak kandang berderet,tapi saat didatangi ternyata kandangnya kosong.

Naik ke bukit taman lele/dokpri
Naik ke bukit taman lele/dokpri

Taman Lele memang seperti terbengkalai, karena wisatanya masih memakai konsep lama. Seandainya pemerintah kota Semarang membuat polesan sedikit saja, misalnya dengan membuat spot foto yang instagramable, pasti taman Lele akan selalu dipadati pengunjung. Soal promosi jangan kawatir. Sebab para pengunjung wisata saat ini bisa bertindak sebagai biro iklan tidak langsung.

Kesan yang mereka abadikan dalam artikel, video, dan foto, yang diunggah ke media sosial akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun