Novi (nama samaran), hanya bisa merenung di teras rumahnya. Pekerjaannya sebagai seorang koki di sebuah restoran ternama harus rela ia tinggalkan. Masalah yang menurutnya sepele itu berbuntut panjang dan jadi alasan pemecatan.
Padahal posisinya sudah sebagai kepala koki. Masakannya lumayan enak, disukai para pelanggan. Bahkan omset restoran naik cukup signifikan sejak Novi kerja di restoran itu. Satu hal yang tidak bisa dikendalikan. Ia tidak disukai Oki (bukan nama sebenarnya ) yang merupakan kepercayaan sang pemilik restoran.
Saat ia  pertama masuk kerja semua terlihat biasa saja. Semua pekerjaan di restoran itu dikerjakan bersama-sama, dari prepare sampai tutup resto. Tentu sesuai dengan tugas masing-masing.
Tugas belanja dilakukan oleh orang kepercayaan majikan. Novi mempersiapkan menu untuk dimasak dan disimpan sebagai stok setengah matang. Sedangkan yang lain mempersiapkan semua alat masak dan keperluan lain.
Suatu hari orang Oki  tak masuk dalam beberapa hari karena sakit. Novi mendapat tugas baru, berbelanja.
Ia sangat terkejut saat melihat harga sebenarnya dengan yang ditulis di laporan keuangan. Selisihnya sangat jauh.
Harga bahan angkanya naik hampir di semua jenis . Ia buat laporan pada majikan.
Dan saat itu terbersit keinginan untuk menyingkirkan Oki.
Ia sampaikan sampaikan pada majikan bahwa sebenarnya keuntungan resto banyak terpotong oleh ulah Oki. Ia menghitung secara  kasar bahwa dari seluruh biaya bahan dan  operasional, seharusnya keuntungan resto menjadi lebih tinggi dari yang selama ini di dapatkan.
Maklum ia sebelumnya juga seorang karyawan rumah makan yang menangani belanja . Dan hitung-hitungan seperti itu menjadi hal yang mudah bagi Novi.
Akhirnya majikan sendiri yang berbelanja ke pasar. Dan tentu saja mendapat harga yang wajar.
Beberapa kemudian hari Oki kembali bekerja. Ia bertanya mengapa sudah tidak ditugasi berbelanja lagi?