Waktu masih menjelang Maghrib. Kumandang adzan  belum  lagi terdengar. Pak Marmin keluar rumah dan mengulurkan recehan seribu rupiah untuk serombongan pengamen yang berjumlah 5 orang. Usai itu corong masjid yang berada di samping rumah terdengar lantunan adzan dan Pak Marmin segera menuju ke Masjid.
Mengecek kunci dua buah motor yang ia parkir di luar pagar setelah itu ia pun khusuk mengikuti jamaah Maghrib di masjid. Pulang dari masjid, belum lagi masuk rumah istrinya berteriak seperti orang kesurupan. Dua motor matic di depan rumahnya raib. Kunci motor masih di tempat biasa disimpan.
"Papah tadi bawa motor ke Masjid?", tanya istrinya penuh rasa curiga. Tentu saja Pak  Marmin menggelengkan kepala.
Lalu dibantu warga, pengejaran dimulai, tapi sia-sia saja usahanya. Karena seluruh gang yang disisir tak diketemukan jejak apapun tentang keberadaan 2 motor pak Marmin. Motor itu telah hilang dicuri, entah oleh siapa.
Bu Risma tetangga baru di kampung kami. Posisinya sebagai single parents memaksanya untuk berusaha keras, bekerja apapun untuk memenuhi kebutuhan dua anaknya. Rumahnya sering kosong karenanya. Keluarga ini berkumpul hanya menjelang sore, saat Bu Risma kembali dari bekerja dan anak-anaknya pulang sekolah.
Depan rumah Bu Risma adalah rumah kosong yang yang sedang direnovasi. Ada beberapa tukang dari luar kota yang menginap di rumah kosong itu.
Suatu hari, seseorang meminjam obeng pada tukang. Para tukang meminjami.
Seseorang yang ditengarai sebagai maling itu berdalih sebagai saudara Bu Risma yang sedang memperbaiki TV. Beberapa saat kemudian Si Maling berpamitan pada para tukang sambil mengucapkan terima kasih. Dengan wajar dan tanpa prasangka apapun para tukang menerima obeng kembali.
Saat Bu Risma pulang dari kerja, didapatinya jendela kamar depan telah lepas semua bautnya. Rupanya obeng yang dipinjam dari para tukang itu yang digunakan untuk merusak jendela. Dua laptop dan TV LCD lenyap dibawa kabur pencuri.
Para pencuri memang paling lihai memanfaatkan situasi. Di mana korban lengah, maka ia bebas menjalankan aksinya. Bahkan dulu tetangga kami yang baru saja menempati rumahnya, kehilangan sekotak emas dengan nilai puluhan juta rupiah
Tak hanya itu, salah seorang warga rumahnya dibobol lewat genteng, isi kamar diacak-acak, tapi pencuri tidak menemukan apapun. Dan untungnya kamar terkunci dari luar sehingga pencuri gagal melanjutkan aksinya, keluar lagi lewat genteng.
Sebagaimana yang disampaikan Kapolsek Tembalang  Kompol Budi Rahmadi SH.MH, Jaringan pencuri ini bergerak dari arah timur secara berombongan. Mereka bisa berjumlah lebih dari 10 orang. Bergerak menyusuri kampung, masuk area perumahan, bahkan menyasar toko dan kos-kosan.