Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Apakah Memotong Dahan yang Menyentuh Kabel PLN Harus Menunggu Petugas Datang?

12 Januari 2020   10:15 Diperbarui: 12 Januari 2020   10:37 3615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini pak Suryadi dengan alat perang andalannya berupa bendo niyeng (gobang karatan) menyusuri depan rumah gang tempat kami bertinggal.  Ia mengecek tiap juntai pohon sepanjang gang yang di atasnya melintas kabel PLN.

Beberapa pohon kondisinya memang terlihat membahayakan.

Beberapa waktu yang lalu listrik tempat kami sempat padam.

Angin bertiup kencang, pohon bergoyang keras dan menyentuh kabel PLN. Lalu kabel-kabel seperti di dorong oleh angin untuk saling bersentuhan .

Dan mak pet.. listrik sekitar lingkungan kami mati total beberapa saat.

Mobil PLN datang. Seorang petugas turun dari mobil mengecek tiap sudut gang. Mencari penyebab mengapa trafo di ujung gang meledak mengeluarkan bunyi seperti sebuah bom.

Urutan itu sampai pada deretan kabel terkelupas yang ada bekas ditebang. Rupanya ranting pohon menyentuh kabel dan mematikan alur listrik di lingkungan kami.


Hubungan arus pendek itu menyebabkan korset dan meledakkan sebuah trafo.

Petugas memarahi kami. "bapak-bapak ini bisa dihukum kalau berkegiatan di luar rumah dan menyebabkan kabel PLN putus".

Sejak itu kami tak pernah lagi potong-potong pohon saat kerja bakti. Terlebih pohon yang di atasnya ada aliran listrik.

Dokpri
Dokpri
Beberapa saat berlalu. Pohon di lingkungan bertumbuh tanpa bisa dicegah. Rantingnya tinggi menjulang menyentuh aliran kabel PLN lagi. Beberapa kali terjadi, wilayah kami mati lampu karena korset akibat goyangan kabel bersentuhan, efek tersapu ranting.

Beberapa kali tokoh di lingkungan kami menelpon PLN di nomor aduan 123. Tak ada respon, tak ada tanggapan. Mereka bilang, "ngantri pak, pekerjaan kami banyak bukan hanya di lokasi bapak," duh ketus amat jawaban pelayan publik.

Dokpri
Dokpri
Kami tak bisa membiarkan hal ini terus berlarut. Pertumbuhan cepat rombongan pohon makin menyentuh kabel aliran listrik. Dan kami makin prihatin. Akhirnya salah seorang warga, menelorkan ide kerja bakti. Memangkas ranting yang yang terus mendesak  kabel PLN.
Dokpri
Dokpri
Pak Suryadi memang salah seorang tokoh di lingkungan kami yang enthengan. Semua pekerjaan di kampung terasal untuk kepentingan warga ia lakoni.

Menyemprot rumput liar, dan jadi inspirator acara keakraban warga seperti family gathering dan sejenisnya.

Dokpri
Dokpri
Pagi ini, suara ajakan yang berasal dari tiang telpon yang ditabuh menggunakan sabit menggema. Warga keluar membawa senjata andalan masing masing. Sabit, parang, gobang, gergaji dan sebagainya. Sementara ibu-ibu mengeluarkan minuman dan makanan kecil.

Dokpri
Dokpri
Prioritas utama adalah pohon yang paling dekat menyentuh kabel. Sedangkan yang tumbuhnya melintang diantara kabel kami memang harus menunggu petugas PLN. Takut korset lagi.
Dokpri
Dokpri
Pohon yang masih rendah tapi berpotensi menyentuh kabel pun kami habisi ..Tak ..tak .. tak . bunyi logam beradu dengan kayu.
Dokpri
Dokpri
Akhirnya pohon dan semak perdu itu tergeletak tak berdaya setelah senjata andalan kami mencacahnya.Tergolek lemas tinggal menunggu diangkut tukang sampah menuju penampungan untuk dieksekusi.

Pohon memang bermanfaat untuk reboisasi, sebagai pengendali air bumi. 

Tapi bila pertumbuhannya mengganggu kelangsungan system' yang lain. Tak ada pilihan harus ditebang, atau minimal dipotong rantingnya .. seperti kegiatan kami kerja bakti pagi ini.

Dokpri
Dokpri
Apakah memotong dahan pohon harus menunggu petugas PLN datang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun