Malam Jum'at sepertinya hari yang sangat dinantikan oleh para  jamaah yang menamakan dirinya Jamuna (Jamaah Muji Nabi).
Kampung Girikusumo setiap malam Jumat menjadi semacam pasar malam. Dimana para pedagang dan para jamaah dari berbagai daerah datang untuk mengikuti pengajian.
Berawal dari pengajian setiap malam Jumat yang diikuti oleh para santri dan alumni Pondok Pesantren Al-Hadi asuhan KH. Muhammad Munif, saat ini sudah ribuan jamaah yang mengikutinya.
Menurut salah satu pengelola parkir, sebut saja Kholib (45), motor yang datang ke Girikusumo setiap malam Jumat bisa mencapai 2000 unit. Itu berarti paling tidak ada 4000-an jamaah. Belum termasuk rombongan dari luar kota yang menggunakan berbagai kendaraan roda empat seperti minibus, truck, angkot, maupun kendaraan pribadi.
Bahkan saat puncak pengajian di bulan Maulud jamaah yang datang bisa dua sampai tiga kali lipat.
Pengajian Jamuna dimulai  tepat pukul 21.00. Dibuka dengan bacaan Yasin dan tahlil dimpin oleh Tokoh agama (kiai) yang telah ditunjuk . Selanjutnya KH. Muhammad Munif rawuh dan duduk di singgasana tempat biasa yang sudah dipersiapkan.
Lalu dimulai pembacaan Kitab Dziba' albarjanzi.
Jamaah yang sudah datang, duduk sesuai rombongan masing-masing. Yang datang duluan bisa duduk di dalam masjid atau di serambi.Â
Sedangkan yang datang belakangan menata diri tersebar diberbagai sudut menghadap masjid.
Tidak ada ada penutup atau atap bagi para jamaah. Mereka duduk di tempat terbuka dengan alas seadanya. Ada yang membawa alas duduk dari rumah berupa tikar atau sleeping bag, ada pula yang duduk di sembarang tempat dengan alas duduk yang dibeli di lokasi.
Bagaimana bila hujan? Jamaah akan mencari tempat berteduh di rumah-rumah penduduk di sekitar lokasi.
Sementara itu para pemuda yang tergabung di AMGI ( Angakatan Muda Girikusumo) dan Banser mengamankan lokasi dengan membantu mengatur para  jamaah agar ketertiban dan kenyamanan tetap terjaga.
Setelah  pembacaan Kitab Dziba' selesai dilanjutkan dengan doa dan tausiah oleh KH. Muhammad Munif.