Pagi itu gemuruh suara mesin penggilingan terdengar dari semua sudut jalan. Satu jalur ke Utara sampai perempatan pertama di jalan Banteng Kelurahan Lamper Mijen Kota  Semarang. Lebih tepatnya di sebelah barat Lottemart Semarang
Kegiatan menggiling adonan daging dan tepung memang sudah menjadi kegiatan rutin setiap hari jalan ini.
Semangkok bakso nikmat yang tersaji di hadapan anda, bisa jadi berasal dari sini. Sapi dari  para peternak yang dibeli oleh para pengepul, lalu menuju tempat sembelihan dan dagingnya menuju ke tempat ini diecerkan oleh para pedagang daging sapi, lalu dagingnya dibeli oleh para penjual bakso dan dagingnya digiling di tempat ini.
Penggilingan daging menjadi hilir yang menghantar jadinya butiran bakso lewat  tangan kreatif para pedagang.
Adalah Pak Kamto salah seorang pemilik penggilingan berkisah tentang perjalanan hidupnya hingga bisa memiliki beberapa tempat penggilingan daging.
![Pak Harto satu-satunya Karyawan paling setia /dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/03/img20200103104020-5e0edce0d541df455e62f3f3.jpg?t=o&v=770)
Suka duka ia lakoni sebagai pemilik penggilingan. Tempat ia saat ini adalah milik seorang penduduk yang bernama Mbah Paiman. 2.200.000/ bulan harus ia bayarkan untuk sewa tempat ini. Listrik ia masih jadi satu dengan pemilik rumah tapi tagihannya ia semua yang bayar.
Di depan ia membuka penggilingan, Â ada warung kecil yang menjual tepung dan bumbu bakso yang membayar 800.000/bulan untuk pemilik tempat.
Di jalan Banteng ada beberapa penggilingan dan penjual bumbu, ada yang sudah jadi hak milik ada juga yang sewa seperti pak Kamto.
![Deretan kios penjual bumbu bakso/dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/03/img20200103103054-5e0ede52097f3645b86e08f2.jpg?t=o&v=770)
Pak Harto, satu-satunya rekan kerja yang menemaninya sampai saat ini. Sedangkan karyawan yang lain keluar masuk atau berganti majikan di tempat lain.
Harga jasa penggilingan  adalah Rp.4000/kg. Pak Kamto memiliki sekitar 150-an pelanggan setia yang menggilingkan adonan di tempatnya. Dan yang datang tiap hari rata2 50%  dari seluruh jumlah pelanggannya.
Pak Kamto mengaku pendapatannya antara 1200.000,- Â sampai 1.500.000 perhari.
Yang ia bagi menjadi beberapa pos.