Pedagang kaki lima memang jadi semacam dilema bagi pemerintah dan institusi terkait.
Satu sisi mereka adalah para pekerja mandiri yang hidupnya tak tergantung pemerintah. Hutang dibayar sendiri, modal dicari sendiri, dan resiko untung rugi ditanggung sendiri.
Pedagang kaki lima secara kelompok seperti memiliki indera yang tajam untuk mengendus keberadaan pembeli, hingga akhirnya satu daerah yang terpencil terwujud pasar, meskipun hanya pasar krempyeng, efek dari keberadaan para pedagang kaki lima.
Hari ini dengan alasan ketertiban, hampir di setiap sudut kota ada operasi razia pedagang kaki lima. Hingga orang-orang kecil pengais rejeki halal ini harus tersingkir dari peredaran.
Semoga Pak Parji tetap bertahan, mempertahankan kuliner khas Kota Semarang yang melegenda ini. Kalau anda lewat tempat ini, mampir ya nanti saya temenin ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H