Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mbah Kasrun dan Gerobak Sampah

2 Januari 2020   13:21 Diperbarui: 2 Januari 2020   13:28 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di masa itu Mbah Kasrun mengangkut sampah | dokpri

Beberapa hari terakhir ini sampah tempat kami sering terlambat diangkut. Dan terkadang tong sampah tidak muat menampung sampah. Beberapa bungkus terberai dicacah tikus atau kucing liar dan menimbulkan bau busuk. 

Istri saya terus mengomel, melihat tumpukan sampah disekitar tong penampung yang beberapa hari ini posisinya makin berantakan.

Lalu Mbah Kasrun dengan armada kebanggaannya datang. Mengambil tong satu persatu, mengangkatnya dan menuangkan isinya ke bak gerobag motornya.

Ditemani anaknya yang bungsu | dokpri
Ditemani anaknya yang bungsu | dokpri
Kata Slamet, penampungan sampah sangat penuh. Pengelola sampah di tempat penampungan mengeluh, karena sampah yang mereka bawa tidak dimasukkan langsung ke dalam bak yang seharusnya. Sampah itu tercecer bertumpuk-tumpuk dan membuat petugas pengangkut bekerja dua kali untuk menyelesaikannya. Karena itulah sampah dari tempat kami terlambat diangkut ke penampungan.

Ada yang unik dari Mbah Kasrun, beliau tidak mengambil setiap bulan gaji yang menjadi haknya. Bahkan beliau mengambilnya setiap tahun. Setelah memiliki gerobag motor roda tiga, gaji pengangkut sampah dinaikkan berdasarkan kesepakatan dapat RT. Saat ini gaji Mbah Kasrun Rp.700.000/bulan yang ia bagi dua dengan anaknya.

Tiga RT yang menjadi kewajibannya menghasilkan uang Rp.2.100.000/tiap bulan. Dan kira-kira  Rp. 22.500.000 tiap tahun ditambah bonus lebaran satu kali gaji. 

Memang sebenarnya tak terlalu banyak untuk ukuran sekarang karena itu hasil pertahun. Tapi Mbah Kasrun juga memiliki pekerjaan lain sebagai petani tegalan yang dari hasil panennya ia gunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari.

Kami sangat bersyukur ada Mbah Kasrun. Pekerjaannya yang mulia tapi dianggap remeh oleh sementara orang ini membuat lingkungan kami jadi bersih. Semoga Mbah Kasrun tetap sehat.

Coba bayangkan apa jadinya kalau tidak ada pembuang sampah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun