Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hujan dan Banjir, Mungkin Mereka Memang Berkawan

1 Januari 2020   22:25 Diperbarui: 1 Januari 2020   22:40 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat musim penghujan air menggenang di mana-mana /dokpri

Desember,  kata orang Jawa dalam kerata basa (akronim) adalah gede-gedene sumber disambung dengan Januari yang  hujan sehari-hari.

Sejak SD,  bapak ibu  guru di sekolah pada pelajaran IPA mengajarkan bahwa hujan terjadi karena proses penguapan air laut yang naik ke atas langit akibat panas matahari yang yang menciptakan awan yang bergerombol dan membentuk gugusan uap air semakin lama kandungan uap air ini semakin padat dan turun kembali ke bumi dan berganti nama menjadi hujan.. hahaha
(Anak saya yang bungsu kalau dengar bapaknya bercerita pasti tertawa).

Air, darimana pun sumbernya selalu mencari tempat yang lebih rendah untuk mengalir.
Tentu saja air bisa memancar kalau kalau ia sengaja di pancarkan ke arah atas ( semisal air mancur).

Tapi setinggi tingginya air ia akan akan kembali ke tanah juga, berkumpul dan meresap ke dalam bumi lalu menjadi sumber mata  air yang berguna bagi kehidupan manusia.

Dengan alasan kebutuhan, manusia menciptakan berbagai jenis bangunan yang menghalangi air meresap ke dalam tanah.
Bangunan tinggi menjulang ke langit, dan tanah yang dilapisi cor beton, membuat air kebingungan mencari pemberhentian.

Lalu dibuatlah saluran  baik saluran sekunder maupun saluran tersier agar air bisa berjalan normal menikmati hidupnya menuju tempat persinggahannya yang lebih rendah.

Hujan yang tertumpah dari langit memang tak bisa diprediksi, berapa juta kubik yang akan diturunkan di suatu daerah, terserah Sang Pemilik Alam  yang mau mengendalikan.

Tentu saat hujan turun ia tidak peduli dengan lokasi persinggahannya. Semua yang ada di bumi diguyur. Manusia membutuhkan atau tidak, ia tetap datang dengan jumawa atas perintah Sang Pencipta.

Awal tahun  2020, Ibukota Jakarta dan beberapa tempat di Indonesia terendam air akibat  hujan yang terus menerus sejak sehari sebelumnya. Kompas merilis  berita 6 jam yang lalu bahwa 13 kelurahan di Jakarta terendam hari ini.

Saya hanya membayangkan betapa repotnya saat permukiman terendam air. Aliran listrik mati, semua peralatan rumah tangga terendam air, kendaraan bermotor teronggok di sembarang tempat dimana ia berhenti dan air banjir datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun