Mendengar kata Nyatnyono penduduk wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya tentu sudah tidak asing lagi. Sebuah desa yang awalnya sebuah masjid ini tiba-tiba menggegerkan khalayak pada era 80-an.Ribuan orang datang berduyun-duyun untuk ngalap berkah, mencari obat untuk penyakit yang dideritanya atau sekedar  membuktikan keberadaan tempat tersebut.
Saya masih ingat, waktu saya datang pertama ke tempat ini usia saya masih belasan tahun. Saya sedang belajar di sebuah pesantren di Purworejo, lalu menyempatkan diri pulang ke Semarang hanya untuk mengunjungi Nyatnyono.
Saat itu saya masih bocah, belum mudeng apa yang sedang terjadi. Niat saya hanya sekedar mengikuti trend orang-orang yang semakin ramai membicarakan Nyatnyono.
Sampai beberapa puluh tahun kemudian, saya berkunjung kembali dan melihat perubahan yang sangat dratis.
Jalan ke Nyatnono
Di tempuh dari Kota Ungaran ke arah barat dengan perjalanan sekira 10-an menit.
Papan Petunjuk Arah yang terpampang di pinggir jalan besar kota ungaran akan mengantarkan anda sampai tujuan.
Jalan yang lumayan bagus akan anda nikmati sampai di akhir tujuan, dengan deretan rumah perkampungan yang berjejer rapi.
Sampai tujuan, terpampang Sebuah bangunan Masjid Besar di kiri jalan. Â Masjid ini meskipun sudah berpuluh tahun, sampai saat ini masih belum sempurna juga.
Bangunan semen yang belum dicat masih terlihat.
Lokasi parkir muat ratusan kendaraan besar
Tempat parkir yang sangat luas bisa memuat ratusan bus besar ada di dekat masjid Besar.Saat saya datang tempat ini terlihat sepi. Karena waktu saya datang beberapa bulan yang lalu kebetulan di bulan Ramadhan dan di hari Minggu.
Makam Kiai Hasan Munadi berada di dekat area parkir, berdiri kokoh di dalam cungkup yang menyerupai rumah kecil.