Mohon tunggu...
Mas muzakki khozinul firdaus
Mas muzakki khozinul firdaus Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

lahir ditempat yang dapat dilihat tanpa tirakat,sedang menjalani karma,mencoba dan berproses menjadi freelancer yang benar menurut agama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luruh Rantak

3 September 2022   09:30 Diperbarui: 3 September 2022   09:34 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

LURUH RANTAK
Tersudut gelombang ombak lautan
Telusur ragam jejak ditepian pantai
Tertanam benih-benih impian
Terinjak kaki-kaki tanpa hati.

Tersimpan gelap gulitanya malam
Terbukakan terangnya bulan bintang
Terkisah cerita kelam berhias hitam
Terkejar segala arah oleh bayang-bayang.

Terperangkap rerimbunan pohon jati
Tersadar tepat ditengah lebatnya hutan
Terkurung beraneka macam nabati
Terkoyak kata-kata tercecar dihamparan.

Tiba tiba luruh segala sifat aku
Terjangan angin rantak duniaku
Terkaman anjing hancurkan satu
Tercabik-cabik geng harimau.

Tatap aku , tatap dirimu , dicermin
Tapi terbata-bata aku meng-Aku
Terhukum karma meracau amiin
Terakhir kata tiada aku tanpa Aku.

Angkringan sriganos familia ,
barat jalan veteran depan ruko fifa plastik.
Plosokerep Sananwetan Kota Blitar
02 September 2022 09:30

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun