Tahun 2016 bulan juli adalah bulan perkawinan dengan istriku saat ini, memulai hari dengan suasana yang baru. Dimana aku sudah ditemani istri cantikku saat makan dan tidur.Â
Pesan hati-hati dan kata romantis selalu menghiasi isi whatshapku. "Ayah makan belum" isi dari whatshap dari istriku. Sambil tersenyum kubalas "sudah sayang, kamu sendiri sudah makan belum, shalat belum, mandi belum" begitulah aku menggoda istriku dengan pertanyaan yang buaanyak.
Hari demi hari kulalui dengan gembira dan sedih, berumah tangga pasti ada hal yang membuat gembira dan sedih, entah itu apa. Waktu berlalu dalam perbincangan saya debgan istriku, yank kita kok belum punya momongan ya? Tanyaku pada istriku.Â
Setiap orang berumah tangga pasti ingin mempunyai momongan. Tiga bulan berlalu memasuki bulan keempat pernikahanku istriku berkata padaku "Ayah aku tidak "M" betapa senangnya hatiku mendengar itu. Setelah itu tanda-tanda hamil mulai kelihatan, akan tetapi istriku tidak mau tes, semakin penasaran diriku.
Seperti biasa kegiatanku adalah mengajar guru kelas di sekolah dasar, siang hari saat waktunya mau pulang ada whatshap dari istriku "Ayah beli tes kehamilan ya" oke jawabku langsung bergegas pulang sambil beli tes kehamilan.Â
Alangkah bahagia campur menangis hatiku setelah tesnya positif, rasa bahagia ini menutupi rasa bahagiaku yang dulu ada. Sangat bahagia " Terima Kasih Ya Allah" tangis bahagia belum berhenti.
Sembilan bulan berlalu dan kujaga kehaliman istriku sampai pada tanggal 2 Mei 2019 bertepatan Hari Pendidikan Nasional Putri Pertamaku lahir. Arsyila Khofilatus Syahira namanya, buah hati kesayanganku.
Tak terasa aku sudah menjadi ayah yang merupakan kebahagiaan tersendiri. Menjadi ayah adalah sebuah tanggung jawab yang besar, wajib mendidik istri dan anak agar patuh terhadap keluarga dan agama.