Semua orang tahu jalan dengan jalan satu sama lain bisa mencapai sebuah tempat, jalan lebih tepat lagi sebagai media interaksi antar individu.
Dijalan juga memiliki aturan aturan baku, baik tertulis ataupun tidak. Penggunanya pun memiliki karakter yang beragam, jika pengguna jalan tidak sabar tidak mengikuti aturan jalan maka timbul macet ataupun kecelakaan bagi pengguna nya sehingga dapat merugikan dirinya ataupun orang lain.
Jalan pun berhubungan dengan tingkat kemajuan sebuah daerah semakin terpencil maka jalannya semakin jauh bahkan kadang hanya alakadarnya menjadi penghubung antar daerah tersebut dengan daerah lainnya. Hanya sebagai contoh wilayah sukabumi selatan yang jarak tempuhnya sangat jauh dari kota kabupaten tidak pernah memiliki jalan yang bagus, sudah sempit penuh tikungan jalannya pun rusak dari tahun ke tahun slalu begitu jelek dan jelek penuh lobang, apalagi ada di sukabumi selatan yang mana penghubung 4 Â kecamatan di sukabumi selatan dengan panjang jalan sekita 35 KM yaitu kecamatan Jampankulon, Cimanggu, Kalibunder, Sagaranten jalan penghubung 4 kecamatan tersebut 90 persen hancur berat dan di biarkan begitu saja oleh pemerintah daerah yang seolah menutup mata " benar benar pemerintah daerah yang tidak peka dan warga disana pun hanya bisa mengelus dada dan pasrah "
Dimanapun Jika jalan sebagai sarana penting ini dibiarkan seperti ini tentu akan berkaitan dengan tingkat kemampuan daya beli warga yang harus mengeluarkan biaya tinggi ( High Cost ) sehingga menghambat perkembangan daerah tersebut.
Begitupula dengan kehidupan yang disadari setiap individu terkadang manusia dihadapkan pada jalan hidup yang rumit kadang pula mendapatkan jalan hidup yang mulus tanpa hambatan, banyak hal lain yang dapat di maknai dari jalan dan  Manusia senantiasa satu sama lain saling mendidik dengan perantara dunia serta isinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H