Tuntutan perubahan memang terjadi di republic ini. Berbagai persiapan dan rancangan atas sebuah perubahan mulai dan sudah disusun oleh seluruh lembaga atau instansi pemerintah. Ada yang telah berjalan tetapi tak sedikit banyak yang masih berupa konsep. Dan prakteknya masih jauh dari kenyataan. Maklum, para pejabat yang kini menduduki posisi penting di Republik ini merupakan produk-produk masa lalu yang masih enggan untuk melakukan perubahan.
Namun pesimis ini juga tidak berlaku untuk semuanya maklum beberapa instansi telah menggenjot dengan perubahan budaya dengan memunculkan nilai-nilai dasar dalam berorganisasi. Contoh saja kementrian Keuangan. Di bawah komando Agus Martowardoyo, kementrian ini mencoba untuk menginternalisasi nilai-nilai yang diyakini akan membantu dan mempercepat proses perubahan di instansi ini.
Sementara di lembaga pemerintah masih terhuyung-huyunguntuk membaiat warga instansi tersebut dengan nilai-nilai yang diyakini akan mempu mendorong perubahan yang diinginkan. Namun saying, lembaga ini sepertinya hanya mengejar program remunerasi sehingga proses perubahan hanya sebatas di atas kertas.
Keluhan di tiap-tiap upacara 17-an selalu muncul. Mulai perilaku buruk pegawai yang suka mengambil barang kantor hingga perilaku pegawainya yang hanya mengejar absen agar pemberian insentif yang sudah dan tengah berlangsung ini tidak hilang sia-sia. Tetapi kinerja tak kunjung berubah dan remunerasi yang menjadi tujuan akhir instansi ini tak kunjung datang.
Entah ada kesungguhan dan konsistensi atau hanya mengejar remunerasi. Upacara 17-an kian menjadi basi….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H