Mohon tunggu...
Emdeje Mdj
Emdeje Mdj Mohon Tunggu... -

Pernah menjadi reporter, bekerja di beberapa bank dan kini terdampar di pemerintahan. Hobi makan, nulis dan punya obsesi jadi usahawan.\r\ncomplicated dan "mbulet". Suami dari seorang wanita dan ayah dari Ara.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bagaimana THR PNS?

24 Agustus 2011   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebaran sebentar lagi. Tak terasa ramadhan akan segera berakhir. Hiruk pikuk lalu lintas manusia yang akan menjalani mudik sudah terdengar. Maklumlah, dibulan yang sebagian besar orang hanya makan di waktu pagi dan sore/malam ini ternyata memberikan distorsi bagi pengeluaran keluarga. Namun demikian, tak heran jika pada bulan-bulan seperti ini rezeki juga datang berlipat ganda. Untuk para pegawai biasanya menjelang lebaran, pastinya mendapatkan THR atawa Tunjangan Hari Raya.

Besaran THR ini biasanya satu kali gaji atau jika masa kerja belum ada setahun, biasanya diproporsionalkan. THR ini wajib diberikan perusahaan kepada karyawannya sebelum si karyawan merayakan idul fitri. Wujud THR tak melulu uang, biasanya THR diberikan dalam bentuk kue atau bahan-bahan kebutuhan sehari-hari. Tal lain tujuannya untuk membantu si karyawan dalam merayakan lebaran.

Nah, jika di perusahaan swasta, setiap karyawan berhak atas THR bagaimana dengan karyawan atau pegawai pemerintah. Dalam struktur pemerintah, tak ada pos untuk pemberian THR. Adanya gaji 13. Namun peruntukan gaji ke 13 adalah membantu keluarga yang membutuhkan biaya saat putra dan putirnya masuk sekolah. ("katanya sekolah gratis, itu di tv"). Pemberian gaji ke-13 sudah diberikan pada pertengahan tahun yaitu antara bulan Juni atau Juli.

Tetapi kenapa para Pegawai pemerintah ini tak ambil pusing dengan lebaran yang justru membutuhkan biaya tak sedikit jika ada yang berkeinginan untuk mudik. Apakah mereka sudah menabung dari gaji yang pas-pasan itu?. Ah, paling-paling gaji mereka habis tiap bulan, lha wong kenaikan sembako atau inflasi tak sebanding dengan kenaikan gaji tiap tahunnya.

Tetapi mereka (PNS.red) santai menghadapi lebaran. Kenapa bisa? ya bisa saja, masih banyak jalan menuju roma. Walau tak ada pos, masih bisa diambilin dari pos -pos yang lain. Yang penting mereka  tanda tangan dan tak berapa lama THR sudah digenggaman. Lebaran sudah didepan mata. Baju baru, sepatu/sandal baru, pokoknya yang baru-baru dapatlah kebeli.Sehingga makna ramadhanpun yang harusnya bulan untuk mengendalikan nafsu jauh dari angan. Kalau bulan-bulan diluar ramadhan, nazarudin yang beraksi, karena nazarudin sedang di bui, maka kini para abdi negara melakoni profesinya untuk mudik lebaran. Semoga lebaran berkesan, selamat mudik dan hati-hati dijalan.

Salam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun