Mohon tunggu...
mega satria
mega satria Mohon Tunggu... -

hanya orang awan yang ingin terus menerus mempelajari yg belum diketahui.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ilmu Pemijatan Warisan Para Leluhur

10 Juli 2014   15:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:46 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Memberikan perlindungan serta perawatan yang terbaik bagi sang buah hati memanglah sudah menjadi kewajiban dari semua orang tua. Jika sekecil sakit maka orang tua akan bergegas membawanya ke dokter, begitu oun jika si terjadi sesuatu terhadap si kecil seperti terjatuh, nagis tidak jelas dan lain sebagainya. Pada jaman dahulu sebelum banyaknya dokter, para orang tua mengobati anaknya pada dukun anak. Baik itu dengan pengbatan alami ataupun dengan pemijatan. Para dukun tersebut telah dibekali panduan melakukan pijat bayi yang diwariskan secara turun temurun.

Memang telah terbukti dan telah dipercaya oleh masyarakat akan manfaat serta khasiat dari pemijatan tersebut. pada umumnya para orang tua meminta bantuan dukun anak untuk memijat anaknya yang keseleo, panas serta gangguan kesehatan lainnya. Tekhnik pemijatan pada bayi tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang karena selain akan membuat bayi terus menangis dan merasakan kesakitan, juga akan berdampak negatif bagi perkembangan tubuh dan kesehatan bayi tersebut.

Panduan melakukan pijat bayi memang bisa dipelajari, tapi juga harus dilakukan secara profesional dan teliti. Hal ini dikarenakan dalam pemijatan harus memperhatikan unsur-unsur serta susunan syarap yang apabila terjadi kesalahan maka akan berdampak sangat tidak baik seperti salah urat, demam, bahkan bisa berakibat meninggal dunia.

Ilmu yang diwariskan dari orang-orang terdahulu ini kini sudah sedikit yang mempelajarinya. Dengan sedikit pemijat yang profesional dan semakin berkembangnya tekhnologi serta perubahan pola pikir masyarakat, menjadikan masyarakat menjadi kurang mempercayai teknik pijatan tersebut. mereka lebih memilih untuk melakukan scan dan pergi ke dokter ketimbang melakukan pemijatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun