Mengenai tokoh penyeimbang, melihat kondisi saat ini Pak Jokowi akan lebih mendapat simpati lebih jika didampingi tokoh agamis. Isu-isu SARA dan kebangkitan PKI yang menerpa Pak Jokowi harus ditutupi dengan sosok agamis. Belum lagi beberapa kasus penistaan agama maupun serangan terhadap para ulama yang menjadi salah satu catatan di era kepemimpinan Pak Jokowi.Â
Pun halnya dengan Pak Prabowo, sosoknya yang gagah trengginas yang terbentuk dari militer perlu  pelembut dari tokoh agama pula maupun kalangan pemerintahan. Apalagi Partai Gerindra sejauh ini semakin mesra dengan PKS yang notabene adalah partai berlandaskan Islam.
 Tentunya perhitungan yang sangat matang harus dilakukan sebelum memutuskan siapa yang bakal menjadi pendamping presiden nanti. Pemilu 2019 nanti akan basi jika masih mendebatkan antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Kampanye gelap dan fitnah untuk saling menjatuhkan kedua tokoh terlalu jadul dimunculkan lagi pada 2019 nanti. Pertarungan ide-ide dan inovasi antar calon wakil presidenlah yang akan sangat dinantikan. Salah memilih pendamping, akan menjadi blunder dan berujung pada kekalahan. Asal jangan salah memilih pasangan hidup ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H