Mohon tunggu...
Masluh Jamil
Masluh Jamil Mohon Tunggu... Lainnya - Satu diantara ribuan kompasianer

masluhj@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Zainal, Sang Moderator Debat Perdana Capres-Cawapres 2014

11 Juni 2014   15:34 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:15 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14024518341111985824

[caption id="attachment_341750" align="aligncenter" width="150" caption="Pict: blog.masluhjamil.com"][/caption]


Zainal Arifin Mochtar, yang menjadi moderator dalam Debat Capres-Cawapres merupakan seorang akademisi muda dan Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) UGM.

Akademisi yang bernama lengkap Dr. Zainal Arifin Muchtar, S.H., LL.M. kelahiran Ujung Pandang, 8 Desember 1978 beralamatkan di Bulaksumur Yogyakarta.

Pendidikannya sarjananya dari Universitas Gadjah Mada selesai pada tahun 2003 dengan tugas akhir "Konsep Pertannggungjawaban Pelaku Crimes Against Humanity di Pengadilan HAM".

Untuk pasca-sarjana di Northwestern University, Amerika Serikat mampu diselesaikannya dengan cepat, selama 1 tahun (July 2005 s/d July 2006). Thesisnya pun masih berkutat tentang HAM, "The Dusk of Human Rights Civil Rights Beyond Privatisation in Indonesia"

Program doktoralnya di Universitas Gadjah Mada ia selesaikan pada tahun 2012, terbukti dengan tercatat tanggal ijasah pada 08 Desember 2012.  (Sumber Data diri Zainal bisa dilihat dari situs Academic Staff Universitas Gadjah Mada)

Data yang didapat dari Dikti, mata kuliah yang diampu di Universitas Gadjah Mada pada semester ganjil 2013/2014 antara lain, Perbandingan Sistem Hukum Tak Tertulis, Constitutional and Legislation, Ethnics of Legal Professional, H. Pengawasan Aparatur Negara, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, Hukum Tata Pemerintahan dan Perbandingan Peradilan Administrasi.

Meskipun di awal-awal dia tampil dengan sedikit gugup, namun ia tetap bisa membawa debat berjalan dengan lancar.

Yang unik dalam memoderatori debat tersebut, Zainal sering mengingatkan kepada penonton agar tidak bertepuk tangan sambil menjelaskan bahwa tepuk tangan hanya diperbolehkan atas perintahnya.

"Sekali lagi saya ingatkan tolong jangan tepuk tangan sebelum saya beri aba aba untuk tepuk tangan. Sekarang tepuk tangan", akan selalu diingat dari seorang Zainal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun