[caption id="" align="aligncenter" width="667" caption="ilustrasi gambar: kompasiana.com"][/caption] Banyak dan sering perlombaan penulisan di blog digelar. Waktu dan tujuannya pun bermacam-macam. Tak ketinggalan di Kompasiana pun setiap saat ada. Tengok saja, HL-nya. Lomba blog (baca: blog, tidak hanya di K) ada yang diadakan karena berbarengan event tertentu, peringatan hari nasional. Atau untuk mempromosikan suatu produk. Terkadang, lomba diadakan untuk meningkatkan ranking dan traffic suatu web. Antusiasme mengikuti lomba diawal saat melihat pengumuman lomba sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembaca yang memberikan komentar dibawah pengumuman tersebut. Banyak komentar yang bernada, "tunggu tulisanku ya...". atau, "mudah jika tema nya tentang ini". "Wah.. lumayan nih hadiahnya. Waktunya pun masih lama, cukup untuk cari referensi". Namun, akhirnya memang banyak yang benar-benar tak ikut perlombaan tersebut. Hehe... Bagi yang memang benar-benar mengikuti lomba, mereka antusias menulis sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Apalagi saat pengumuman ditampilkan muncul nama kita. Alamak.... betapa senangnya hatiku, riang dan sehat selalu... Namun, tak jarang justru nama kita tidak tampak. Biasanya bagi yang baru pertama kali atau awal-awalnya mengikuti 'dunia perlombaan blog', tidak terima dengan keputusan juri. Tidak terima bahwa tulisan saya yang bagus tidak masuk nominasi, juara harapan pun tidak. Akhirnya mencoba menelusuri, membandingkan dan menilai tulisan pemenang lomba. "Tapi mengapa justru dia yang menjadi pemenang. Tulisannya pun kalah sama punyaku. Diliat dari isi, diksi, maupun pesan yang tersirat didalamnya..." Mmm... apakah ada kong kalikong dengan jurinya? Ataukah KKN berlaku juga disini, didunia perlombaan blog? Apakah ada "Upeti" di belakangnya? Dan dengan cepat muncul apakah-apakah yang lainnya. Dan yang lebih parah lagi, kita menganggap bahwa panitia dan juri lomba tidak jujur, kurang kredibel. Kita merasa bahwa panitia sudah menentukan pemenang lomba sebelum juri menentukan pemenangnya. Namun, dengan sering frekuensi mengikuti lomba penulisan dalam blog, maka prasangka buruk pun sedikit demi sedikit terkurangi. Bisa menerima kenyataan bahwa ikut lomba blog, tidak hanya tentang win and lose. Dan, akhirnya memang seharusnya niat awal mengikuti lomba adalah sebagai penyemangat agar mampu menulis lebih baik lagi. Tak lupa, bismillah niat sedekah berbagi buah pemikiran melalui blog kepada pembaca. Paragraf dan kalimat terakhir, apakah saya kapok mengikuti lomba blog? Jawabannya TIDAK. ---- Selamat pagi, selamat beraktivitas dan berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H