Mohon tunggu...
Masluh Jamil
Masluh Jamil Mohon Tunggu... Lainnya - Satu diantara ribuan kompasianer

masluhj@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saat KPK dan Polri di Warung Kopi

25 Januari 2015   12:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:25 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14221396201463199137

3. Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Tidak mungkin BW ditangkap Polisi, jika BG tidak dijadikan tersangka oleh KPK.

4. Polisi sudah kebingungan mencari titik celah KPK. Dia tidak bisa mencari kasus yang besar, sehingga kasus kecil dipermasalahkan sebagai bukti adu kuat dengan KPK.

Dan yang menariknya lagi, tidak hanya KPK dan Polri yang jadi bahan omongan, sang Pelapor (Sugianto Sabran) pun terseret juga dalam debat kusir para penumpang di angkot yang saya naiki kemarin  sore.

5. Dari sisi psikologis, si Sugianto sudah kelihatan kog kalau dia itu tertekan. Buktinya, dia 'ngobral' sumpah saat diwawancara oleh wartawan. "Demi Allah, Demi Rosul, dan Demi Bapak Ibu Saya". Orang yang sering mengobral sumpah, layak dipertanyakan sumpahnya. Ditambah lagi bicaranya, "Kalau saya salah, silakan tangkap saya. Paling-paling saya akan dipenjara". Seakan-akan dia sudah tahu dan siap dengan resiko terburuk akibat dari laporannya.

Khusus untuk point nomor 5, saya pun mencoba mencari video rekaman wawancara di youtube. Karena, telinga saya masih asing saat mendengar nama Sugianto Sabran. Dan, akhirnya ketemu juga disini.

Sekali mendayung, dua pulau pun terlampaui. Dan ternyata Sugianto Sabran pernah menjadi suami dari artis Ussy Sulistyawati. Videonya disini.

Tulisan ini tidak perlu dianggap serius. Masalah benar atau tidaknya omongan warga tidak usah ditanggapi apalagi sampai memicingkan mata. Toh hanya omongan warga yang tak jelas, yang tak punya dasar, dan yang pasti entah berpendidikan atau tidak. Memetik pelajaran yang disampaikan Pak Nararya pada tulisan Taktik Umpan "Ikan Merah": Swaito, Hasto, dan Samad, bahwa kredibilitas si pemberi testimoni serta kredibilitas testimoni yang dibicarakan, patut diperhitungkan

Agaknya, obrolan tersebut secara garis besar mendukung KPK. Dan yang pasti, sekali lagi, rakyat sudah terlanjut diberi tontonan gratis oleh aparat negara. Kalau aparat boleh bertindak, maka bolehlah rakyat bicara.

Jujur. Sebenarnya saya tidak tertarik untuk menulis masalah KPK dan Polri. Karena saya tidak paham betul masalahnya. Akan tetapi, akhirnya saya pun ikut menulis tentang KPK dan Polri. Makanya saya menulisnya "KPK dan Polri", bukan "KPK VS Polri"

Ya.. mungkin karena gerah, telinga pun sudah eneg rasanya mendengar omongan kanan dan kiri. Yang sejak pagi sampai malam ini kog bahasannya masih saja KPK dan Polri. Sudahlah... seperti tidak ada topik yang lain saja.

Kalau saya boleh berpesan, asal ngomong boleh saja, asal ada bukti. TAPI kalau kerja, jangan asal kerja. Nanti kau beri makan apa anak istrimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun