Mohon tunggu...
Mas Leman
Mas Leman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lari Cepat Bersama Jokowi

20 Januari 2016   15:15 Diperbarui: 26 Januari 2016   10:05 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Capex 2015 sebesar Rp 268,3 triliun, di mana 76% atau Rp 245 triliun digunakan untuk mendanai 86 proyek strategis seperti pembangunan infrastruktur energi, jalan tol, PLTU, perkerataapian, kebandarudaraan dan kepelabuhanan. Untuk mendanai infrastruktur ini, BUMN pada 2015 juga mendapat Penyertaan Modal Negara (PNM) untuk 36 BUMN sebesar Rp 41,42 triliun.

Sejumlah proyek infrastruktur yang dikerjakan BUMN sejak 2015 antara lain pembangunan jalan tol Pejagan-Pemalang di Jawa Tengah. Meski belum sempurna, Jalan tol Pejagan-Pemalang ini nantinya pada Hari Raya Lebaran 2016 bisa dilewati para pemudik. Begitu pula pembangunan PLTU Riau yang dikerjakan oleh PLN juga sudah mulai beroperasi

Atas prestasi dalam mengerjakan infrastruktur pada 2015, BUMN juga akan mengerjakan 121 proyek strategis yang dijadwalkan groundbreaking tahun 2016. Nilai total proyek groundbreaking dan yang akan diresmikan tahun 2016 sekitar Rp 281 triliun atau 69% dari total Capex. Proyek itu selain pembangunan kereta cepat Bandung-Jakarta, kelanjutan pembangunan jalan tol Pejagan-Pemalang di Jawa Tengah, terminal 3 Utimate-Bandara Soekarno Hatta dan lain sebagainya.

Tentu dengan belanja modal dan biaya operasional yang cukup signifikan tahun 2016 akan menjadi momentum bagi BUMN untuk menggenjot kinerja finansial agar memberikan kontribusi secara signifikan kepada bangsa dan negara. Dari sisi pendapatan dan laba, BUMN pada 2016 mematok target pendapatan sebesar Rp 1.969 triliun naik 11,40% bila dibanding tahun 2015 sebesar Rp 1.278 triliun. Begitu pula keuntungannya juga akan mencapai Rp 172 triliun naik 11,46% dibanding tahun 2015 sebesar Rp 150 triliun.

Yang cukup menarik, dalam rangka transformasi korporat, BUMN yang menderita kerugian pada 2015 menurun signifikan tinggal 18 BUMN dari 118 BUMN yang ada. Jumlah tersebut jauh lebih kecil bila dibanding BUMN yang rugi pada tahun 2014 sebanyak 25 BUMN.

Tentu selain bisa mengiringi lari cepatnya Jokowi dalam mempercepat pembangunan infrastruktur, banyak hal yang bisa diperbuat oleh BUMN. Mulai dari setoran terhadap keuangan negara yang terus meningkat baik dari sisi pajak dan deviden, BUMN juga mempunyai peranan dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 1,6 juta UMKM hingga mampu menyerap tenaga kerja 2,7 juta.

Tak berlebihan bila kini BUMN seperti berpacu dengan waktu untuk mengikuti larinya Jokowi. Sekalipun asetnya terus bertambah, mereka tak bisa santai, apalagi berpangku tangan. Inovasi dan kreativitasnya terus dituntut, agar BUMN bisa ikut mendorong pertumbuhan perekonomian nasional dan memberikan kontribusi nyata kepada stakeholders-nya. Hanya dengan itu, mereka tak akan tertinggal, apalagi kalah dengan lari cepatnya Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun