Setelah puluhan tahun tidak melihat secara langsung kawasan Taman Hutan Raya atau Tahura Sultan Adam Mandiangin, Karang Intan, akhirnya pada baru pada Ahad, 23 Desember 2018, dapat berkunjung ke objek wisata alam tersebut. Penulis bersama isteri dan anak bungsu kami, Maulidina Rizkdia, sampai di kawasan objek wisata Tahura Sultan Adam Mandiangin sekitar pukul 14.45 WIT.
Setelah membayar biaya masuk di pintu penjagaan, penulis melanjutkan perjalanan menuju tempat yang ada air terjunnya. Cuaca saat itu dalam keadaan mendung, dan pada malam sampai pagi harinya hujan mengguyur sekitar kawasan ini. Hujan turun  hampir merata pada semua daerah di Kalimantan Selatan.
Jalan menuju kawasan objek wisata alam ini masih baru selesai diaspal, dengan kondisi jalan yang relatif lebar dan lancar. Sementara itu, jalan dari bundaran Simpang Empat Banjarbaru menuju ke arah Tahura Sultan Adam Mandiangin ini juga tidak kalah baiknya, karena jalannya sudah lebar dan beraspal mulus pula. Jarak dari bundaran Simpang Empat Banjarbaru ke Tahura Sultan Adam Mandiangin sekitar 20 km, dengan waktu tempuh sekarang hanya sekitar 30 menit.
Tentunya, kondisi Tahura Sultan Adam Mandiangin sekarang dengan kondisi dulu sangat jauh berbeda secara fisiknya dan sarana prasarana yang ada. Ketika penulis pernah berkunjung pada tahun 1990 dan 1993, kondisi sarana dan prasaranaTahura Sultan Adam Mandiangin saat itu sangat 'alami' , hanya ada beberapa tempat atau bangunan yang dsediakan oleh pengelola, selebihnya serba alami. Jalan masuk dari bundaran Simpang Empat Banjarbaru  sampai ke Tahura Sultan Adam Mandiangin masih sempit dengan kondisi aspal yang banyak rusat, sehingga waktu tempuhnya dengan mobil saat itu hampir satu jam, atau dapat bahkan lebih lama lagi.
Pengelolaan kawasan objek wisata alam Tahura Sultan Adam Mandiangin ini oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam kawasan hutan yang ribuan hektare ini merupakan konservasi alam yang dipelihara dan dijaga kelestarian tumbuhan dan margasatwa yang ada di dalamnnya. Â Selain sebagai kawasan konservasi, Tahura Sultan Adam ini juga menjadi wahana pendidikan dan laboratorium alam bagi mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, yang kampusnya ada di Banjarbaru, sekitar 20 km dari kawasan Tahura Sultan Adam ini.
Seiring dengan perkembangan infrasturktur jalan yang semakin baik, sarana transportasi yang semakin mudah, dan promosi dari media sosial yang semakin gencar, maka kini objek wisata Tahura Sultan Adam Mandiangin makin banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan.Â
Pengelola kawasan objek wisata alam ini juga melakukan banyak perubahan dan peningkatan layanaan terhadap wisatawan atau pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam yang asri dan alami ini. Salah satu pembenahan yang penulis saat mengunjungi objek wisata tersebut adalah perbaikan jalan masuk dan lingkar dalam kawasan tersebut.
Pengunjung akan datang dan memberikan informasi dari mulut ke mulut dan melalui media sosial jika sebuah objek  wisata yang pernah mereka kunjungi itu akses ke sana mudah, kondisi lingkungannya baik dan aman, pelayanan bagus , dan sarana prasarana juga memadai.Â
Kenyataan inilah yang penulis dapatkan ketika berkunjung di objek wisata alam Tahura Sultan Adam Mandiangin. Insyaallah, penulis akan kembali lagi dilain waktu dan kesempatan, bersama keluarga untuk menikmati keindahan, kesejukan alam, dan tentunya juga air terjun'Puteri' yang ada di dalamnya. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Trip Selengkapnya