Pagi itu, Jumat tanggal 9 Pebruari 2018 yang lalu, waktu masih menunjukkan pukul 05.15 WIT,  penulis  beserta isteri dan anak penulia yang paling bungsu (Maulidina Rizkia),  bersiap-siap akan berangkat menuju kota 'CANTIK' (terenCana, Nyaman, Tertib, Indah, dan Keterbukaan) Palangkaraya Kalimantan Tengah.
Keberangkatan ini dalam rangka  memenuhi undangan Pengurus IGI Kalimantan Tengah guna nengisi kegiatan pelatihan tentang menulis. Setelah  semua barang dan perlengkapan yang nantinya akan dipakai selama  menginap selama 2 (dua) hari, kami pun berangkat menggunakan mobil.
Hari masih gelap dan hujan mulai turun, namun demikian perjalanan harus segera dilaksanakan, Â agar nantinya dapat sampai di tujuan lebih pagi.
Sekitar pukul 05.30 WIT mobil menembus kagelapan malam dan hujan yang mulai turun pada saat habis subuh tersebut. Dengan bismillah dan doa,  semoga perjalanan lancar dan aman menumpuh  perjalanan panjang dan melelahkan pun dimulai.
Kami mampir sebentar untuk sarapan pagi di warung Simpang Tiga Liang Anggang Banjarbaru sekitar pukul 06.30 WIT. Setelah sarapan pagi selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju Palangkaraya melalui jalan lingkar selatan yang pagi itu masih lengang.
Hujan sudah reda, namun awan hitam pada pagi hari itu masih menggelayut di langit. Tidak berapa jauh kami menempuh perjalanan, hujan pun mulai turun dengan derasnya, sehingga menghambat laju perjalanan kami ini.
Memasuki daerah simpang 4 (empat) Handil Bakti Alalak hujan berangsur reda, bahkan sampai memasuki jembatan Barito hujan masih turun meskipun tidak sederas sebelumnya.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/22/berangka-ke-p-raya-3-5c1d6945c112fe1a60754593.jpg?t=o&v=770)
Kondisi jalan yang licin setelah diguyur hujan cukup menghambat perjalanan mobil kami, terlebih lagi sejak menaiki jembatan Barito di depan mobil kami ada truk besar yang membawa mobil se arah dengan perjalanan kami ke Palangkaraya.
Lama penulis  tidak dapat mendahului mobil truk pembawa mobil tersebut, mungkin ada hampir 1 (satu) jam baru dapat meloloskan diri untuk lebih cepat lagi memacu mobil.
Sebelum memasuki kota Kapuas-Kalimantan Tengah, penulis  mengisi BBM di SPBU untuk menambah isi BBM mobil yang masih tersisa separo, karena diperkirakan persediaan BBM yang ada tidak cukup sampai ke Palangkaraya, dan penulis juga khawatir sulit mendapatkan SPBU di sepanjang perjalanan nantinya. Setelah mengisi BBM, perjalanan dilanjutkan menuju tujuan yang diperkirakan masih 3 (tiga) jam lagi.