Mohon tunggu...
Maslani SPd
Maslani SPd Mohon Tunggu... -

Pendidik di SMPN 4 Pelaihari , Kabupaten Tanah Laut., Kalimantan Selatan. Memulai menekuni menulis artikel secara rutin sejak tahun 2013, khususnya artikel yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Beberapa tulisan artikel terbit di koran lokal Kalimantan Selatan, baik koran Banjarmasin Post maupun Radar Banjarmasin.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sekumpul Memperkokoh Predikat Martapura sebagai Kota Serambi Makkah

25 November 2018   17:42 Diperbarui: 27 November 2018   19:02 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Martapura, ibukota Kabupaten Banjar  Provinsi Kalimantan Selatan,  memang sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat,  terkenal dengan julukan sebagai kota intan, kota santri, dan juga serambi Mekkah. Martapura dikenal sebagai kota intan,  karena menjadi pusat pengolahan dan perdagangan batu permata yang sangat indah, yaitu intan atau berlian. Pengolahan batu mulia yang bernama intan di Martapura memang sudah dikenal sejak lama, namanya penggosokan intan.

Penggosokan intan tersebut,  mengolah intan mentah yang baru diperoleh dari perut bumi oleh para penambang intan, kemudian diolah menjadi butiran berlian yang siap untuk diaplikasikan ke berbagai perhiasan yang elegan. Berlian adalah hasil olahan dari intan yang masih mentah, belum berbentuk, dan tentunya juga belum mengeluarkan sinar atau cahaya yang sesungguhnya. Setelah digosok dalam kurun waktu yang relatif lama oleh tangan-tangan terampil yang berpengalaman, maka intan tersebut menjelma menjadi berlian yang bernilai tinggi.

Selanjutnya, kota Martapura juga mendapat julukan sebagai kota sarambi Mekkah. Martapura memiliki sebuah masjid yang sangat diagungkan dan dipercaya memiliki karamat oleh umat Islam, yaitu Masjid Al Karomah. Masjid yang dulunya dibangun oleh para alim ulama kota Martapura dengan keikhlasan dan perjuangan untuk menegakkan sendi-sendi Islam di Martapura pada khususnya, dan Kalimantan Selatan pada umumnya. Kini, bangunan masjid tersebut sudah berubah bentuk bangunannya dari sejak awal berdirinya. Kini bentuk bangunannya bergaya Timur Tengah.

Selain memiliki Masjid Al Karomah yang menjadi tujuan ziarah umat Islam di Kalimantan Selatan, Martapura juga masih memiliki sebuah pondok pesentren legendaris yang banyak melahirkan ulama besar di Kalimantan Selatan, yaitu Pondok Pesantren Darussalam Martapura. Telah banyak alumni atau lulusan pondok pesentren ini yang menjadi ulama atau tokoh agama Islam di penjuru Kalimantan Selatan, bahkan luar Kalimantan Selatan. Banyak pondok pesentren yang lain mengikuti atau berpedoman pada kurikulum atau pola pembelajaran dari Pondok Pesantren Darussalam ini,  yang masih memegang teguh pola pembelajaran tradisional yang berlaku sejak pondok pesentren tersebut berdiri. Selain memiliki pondok pesentren yang khusus mempelajari ilmua agama  guna mencetak calon ulama,  yayasan yang mengelola pondok pesantren  tersebut juga memiliki sekolah umum dan perguruan tinggi agama Islam.

Kini, nama Sekumpul menambah nama terkenal kota Martapura ini. Keagungan dan kharismatik  K.H.Ahmad Zaini Ghani,  atau dikenal dengan sebutan Guru Ijai, atau  Abah Guru Sakumpul,l makin menambah kebanggaan nama besar Kota Martapura. Sekumpul menjadi ikon baru yang menambah keharuman dan kebanggaan nama Kota Martapura, selain sebagai kota intan dan serambi Mekkah.

Dulu, sekitar tahun 1980-an , belum dikenal nama Sekumpul oleh masyarakat di Martapura dan sekitarnya, apalagi Kalimantan Selatan. Namun, sejak tahun 1990-an, nama Sekumpul mulai dikenal oleh masyarakat, khususnya umat Islam di Kabupaten Banjar. Daerah Sekumpul dulunya berada di Kelurahan Tanjung Rema Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar,  kemudian sejak pindahnya pengajian K.H.Ahmad Zaini Ghani, atau Guru Ijai dari rumah orangtua beliau di Kelurahan Keraton Martapura ke tempat yang kemudian dinamai Sekumpul tersebut.

Sejak pengajian K.H.Ahmad Zaini Ghani, atau Guru Ijai di Sekumpul inilah, maka tempat tersebut menjelma menjadi pemukiman yang padat dan ramai dikunjungi orang, karena pengajian rutin dilaksanakan setiap Sabtu dan malam Senin pada setiap minggunya.   Perkembangan daerah Sakumpul ini demikian pesat,  sehingga akhirnya kini menjadi sebuah kelurahan tersendiri yang bernama Kelurahan Sekumpul.  Kemudian masyarakat, khususnya umat Islam Kalimantan Selatan,  sampai sekarang menyebut alamarhum K.H.Ahmad Zaini Ghani, dengan sebutan Abah Guru Sekumpul atau Guru Sekumpul.

Sekarang daerah Sekumpul menjadi kelurahan tersendiri dan masuk Kecamatan Martapura Kota seiring dengan perkembangan masyarakat dan wilayah yang sangat pesat. Pusatnya eakumpul itu adalah bekas tempat tinggal atau rumah, dan tentunya juga makam almarhum  K.H.Ahmad Zaini Ghani, atau lebi dikenal dengan sebutan Abah Guru Sekumpul atau Guru Sekumpul. Pezairah dari segenap pelosok Kalimantan Selatan, atau bahkan dari luar Pulau Kalimantan datang silih berganti ke Sekumpul untuk berziarah ke makam ulama yang sangat kharismatik, yaitu K.H.Ahmad Zaini Ghani, Abah Guru Sakumpul, atau Guru Sakumpul  tersebut.

Kini,  Sekumpul bagaikan sebuah kota sendiri. Banyak rumah yang berdiri dengan megahnya, pusat pertokoan, pasar, sekolah, dan tentunya juga tempat ibadah. Kalau dulu orang luar hanya mengenal Martapura sebagai kota intan, maka sekarang orang luar juga mengenal Sekumpul tanpa embel-embel Martapura. Artinya, Sekumpul seolah-olah bukan bagian dari Martapura itu sendiri, karena demikian terkenalnya Sekumpul bagi umat Islam di Kalimantan Selatan khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

a-sakumpul-5bfa7805c112fe2c9639ee65.jpg
a-sakumpul-5bfa7805c112fe2c9639ee65.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun