Kalimantan Selatan, salah satu provinsi yang terdapat di Pulau Kalimantan, meski luasnya relatif sempit dibandingkan dengan provinsi yang lainnya, namun memiliki banyak keragaman flora dan fauna. Â Salah satu satu keragaman flora tersebut adalah kasturi, pohon sejenis mangga yang tumbuh dan berkembang di bumi Antasari, Kalimantan Selatan. Pohon kasturi ini memiliki buah yang banyak, Â dan jika buahnya sudah masak rasanya sangat enak.
Menurut Wikipedia, bahwa buah berbentuk bulat sampai ellipsoid dengan berat kurang dari 80 gram, daging buah kuning atau oranye dan berserabut. Biji batu dengan dinding yang tebal. Mangga ini berbuah pada awal musim hujan atau sekitar bulan Januari.( https://id.wikipedia.org/wiki/Mangga_kasturi)
Kini, bulan Oktober 2018, di kampung halaman penulis yang berada sekitar 5 km dari kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dan di kaampung sekitarnya sudah terlihat banyak buah kasturi di pohonnya, namun masih hijau atau mentah. Mungkin, sekitar sebulan lagi akan mulai masak dan jatuh. Pohon kasturi yang ada di kampung penulis sudah banyak berkurang, tinggal hanya beberapa pohon lagi yang tersisa.
Buah kasturi ini akan jatuh sendiri kalau sudah masak. Masa menunggu jatuhnya buah kasturi yang masak ini merupakan suasana yang banyak ditunggu-tunggu oleh anak-anak.
 Ketikan menjelang sore hari ada angin yang cukup kencang bertiup, maka saat itulah banyak anak-anak atau bahkan orang tua yang berada di bawah pohon kasturi untuk menjaga jatuhnya buah kasturi yang masak.Â
Semakin kencang angin bertiup, maka semakin ramai suasana di bawah pohon kasturi yang sedang berbuah tersebut. Tidak peduli akan bahaya kejatuhan ranting atau dahan pohon kasturi tersebut.
Kondisi batang pohon kasturi yang besar dan tinggi membuatnya sulit untuk dipanjat atau diambil buahnya secara langsung, maka saat adanya angin kencang itulah buah kasturi yang sudah masak akan berjatuhan dengan sendirinya.Â
Buah kasturi yang  kurang lebih besarnya seperti telur ayam atau itik, jika sudah masak akan berwarna coklat kehitam-hitaman dengan ada sedikit bintik-biktik kecil. Rasanya buah manis dan memiliki serat yang agak kasar, dengan biji yang relatif besar, sehingga daging buahnya relatif sedikit.
Banyak pohon kasturi yang ditebang untuk keperluan perluasan lahan perumahan atau keperluan lainnya, atau ada yang memang mati secara alami. Pohon kasturi ini baru berbuah sekitar 10-15 tahun, sehingga kurang mendapat perhatian dari masyarakat.Â
Kalau saat ini menanam pohon kasturi, mungkin anak atau cucu kita yang nantinya akan menikmati hasilnya. Pertumbahan dan perkembangannya yang relatif lama dan lambat ini membuat pembudidayaan kasturi kurang banyak dilakukan masyarakat.
Keberadaan dan kelestarian pohon kasturi mulai terancam oleh berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. Sementera itu, upaya pembudidayaannya masih sedikit, bahkan dapat dikatakan tidak ada.Â