Akhir-akhir ini negara kita tercinta timpa badai stunami politik yang begitu besarnya, sampai-sampai meluluhlantahkan tatanan masyarakat, masyarakat dipilah menjadi beberapa bagian mulai dari Kampret, Cebong dan Pecundang.
Disisi lain para aktor politik asik dengan retorika politik hingga melupakan tujuan dan keutamaan politik. Tim sukses yang dibentuk selalu menawarkan dan mengobral janji-janji pasaran layaknya obralan barang bekas. Entah apa yang mereka pikirkan?.
Kursi kepemimpinan menjadi barang rampasan dari busuknya dinamika politik, aktor politik kadang menjadi aktor antagonis dalam kehidupan, dibalik senyum manis tersusun segudang rencana jahat yang terstruktural.
Dasar-dasar politik tidak lagi tentang keadilan, kesehatan, kesejahtraan, kesetaraan dan kemakmuran, kini ia menjelma menjadi nafsu kekuasaan yang menghalalkan segala cara.
Keadilan yang dirindukan masyarakat hanyalah sebuah mimpi pengantar tidur. Lantas untuk apakah mereka berjuang mengatas namakan rakyat?. Kami butuh keadilan yang benar-benar adil, bukan Aspal, bukan Pelabuhan dan hak-hal material lainnya.Â
Rakyat membutuhkan keadilan atas dasar hukum, kepastian hukum dan kesejahtaan yang dijanjijan oleh pendiri bangsa Indonesia yang tercantum dalam sila ke lima Pancasila.
Wahai aktor politik kembalikan tujuan politik sesungguhnya. Rakyat membutuhkan realisasi dari janji-janji Pancasila dan jangan hanya lantang teriak SAYA PANCASILA, sedangkan realisasi PANCASILA hanya sebatas mimpi.
Salam hangat dariku.
Rakyat Perindu Keadilan.