Mohon tunggu...
Mas Kusdiono
Mas Kusdiono Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi Diri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tanpa Pandang Bulu, KPK Bidik Megawati Kasus BLBI

11 Desember 2014   18:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:31 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14182728641215325907

[caption id="attachment_358937" align="aligncenter" width="464" caption="Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Dok Antara)"][/caption]

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertindak tegas dan tidak mau dianggap tidak adil dengan tidak memeriksa mantan pejabat di era Megawati Soekarnoputri terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Berdasarkan wikipedia BLBI adalah skema bantuan (pinjaman) yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas pada saat terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia

Opini yang beredar, KPK tidak akan berani membidik Megawati dalam kasus BLBI karena Presidennya dari Kader PDIP yaitu Joko Widodo atau Jokowi.

Ternyata terbantahkan, KPK memanggil Mantan Menteri BUMN, Laksamana Sukardi. Ia dimintai keterangan tentang kebijakan di era Megawati tersebut termasuk kriteria bank mana saja yang bisa mendapatkan kucuran dana tersebut. Baca di sini

Ternyata dalam kebijakan itu, yang menerima BLBI banyak yang menyimpang. Mereka melarikan uang yang telah diberikan BI.

Ternyata berdasarkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menunjukkan dana BLBI sebesar Rp144,5 triliun yang diberikan kepada 48 bank umum nasional, sebanyak Rp138,4 triliun dinyatakan merugikan negara.

Mantan Kepala Bappenas 2001-2004 Kwik Kian Gie dalam kasus BLBI mengatakan, dirinya menolak kebijakan yang memberikan bantuan bagi bank yang bermasalah saat krisis. Ia lebih setuju bank tersebut dibubarkan saja karena bantuan itu melalui BLBI itu akan menguntungkan pemiliknya.

Kata Kwik, karena suaranya yang kalah dengan menteri lainnya, akhirnya kebijakan itu dijalankan. Dan ternyata merugikan negara.

Dalam kasus ini, KPK itu dalam menyelidiki seperti makan bubur yaitu dari pinggir dan akhirnya bisa mengarah ke Megawati Soekarnoputri.

Bahkan Ketua KPK, Abraham Samad mengatakan, akan memanggil Megawati Soekarnoputri untuk dimintai keterangan dalam kasus ini.

"Jadi kenapa takut? Megawati kan bukan presiden," tegasnya Samad beberapa waktu lalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun