Mohon tunggu...
Mas Kusdiono
Mas Kusdiono Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi Diri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Duh, Pendukung Jokowi Rebutan Kotoran dari Kerbau Bule

15 Juni 2015   10:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Solo yang merupakan pendukung Presiden Joko Widodo mempunyai tradisi yang tidak masuk akal saat Kebo Bule dikeluarkan dari kandangnya.

Masyarakat Solo yang merupakan pendukung Presiden Ketujuh itu menganggap Kebo Bule itu hewan yang dikeramatkan bahkan kotorannya pun ada berkahnya.

Memang, tidak bisa menyalahkan sebuah tradisi yang dianggap sebuah kebenaran oleh masyarakat setempat, tetapi perlu adanya penyadaran bahwa tindakan yang dilakukan tersebut sudah tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Kalau dilihat yang mencari berkah dengan kotoran kebo bule itu beragama Islam.

Bahkan kalau kita lihat saat pernikahan anak Presiden Joko, masyarakat Solo Raya pun sangat antusias. Baca di sini

Mereka rela berebut air habis siraman Gibran-Selvi Ananda. Ada juga yang berebut bunga karena dianggap mempunyai berkah.

Presiden Joko ataupun panitia pun tidak bisa melarang warga yang mau mengambil air bekas siraman itu. Masyarakat Solo maupun pendukung setia Presiden Joko mengganggap air itu membawa berkah tersendiri.

Ada juga yang beranggapan, bunga hasil siraman mempelai pria dan wanita bisa mempercepat jodoh yang belum menemukan Jodohnya.

Bagi masyarakat Solo, dan kota-kota di sekitarnya, seperti Karanganyar, Sragen, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Wonogiri, Kebo Bule Kyai Slamet bukan lagi sebagai hewan yang asing. Setiap malam 1 Sura menurut pengganggalan Jawa, atau malam tanggal 1 Muharam menurut kalender Islam (Hijriah), sekawanan kebo keramat ini selalu dikirab, menjadi cucuk lampah sejumlah pusaka keraton.

Ritual kirab malam 1 Sura itu sendiri sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Ribuan orang tumpah ruah di sekitar istana, juga di jalan-jalan yang akan dilalui kirab. Masyarakat meyakini akan mendapat berkah dari keraton jika menyaksikan kirab. Kirab berlangsung tengah malam, biasanya tepat tengah malam atau tergantung “kemauan” dari kebo Kyai Slamet. Sebab, terkadang Kebo Bule baru keluar dari kandang selepas pukul 01.00.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun