Sepanjang 3 hari ini, Sabtu (24/10) hingga Senin (26/10) sejak pagi sampai petang, kota Medan terlihat cukup gelap diselimuti kabut asap tebal yang bersumber dari kebakaran hutan di berbagai daerah di Sumatera, antara lain Sumatera Utara, Riau, Jambi dan daerah lainnya.
Jalanan dan gedung-gedung di inti kota Medan tampak diselimuti kabut asap yang lebih pekat dibanding hari-hari sebelumnya. Sebagian pengendara sepeda motor dan pejalan kaki menggunakan masker untuk mencegah terhirupnya kabut asap.
“Kabut asap sudah terasa cukup mengganggu. Tidak saja berbau, tapi juga terasa perih di mata. Saya sudah mulai batuk-batuk dan terserang flu,” ujar T.Bobby Lesmana, seorang pengendara sepedamotor di kota Medan.
Beberapa sekolah bahkan telah mengakhiri kegiatan belajar-mengajar lebih awal, setelah melihat paparan kabut asap cukup tebal dan mengkhawatirkan. “Kami dusuruh pulang oleh guru karena kabut asapnya tebal,” kata Irwan, salah seorang murid SMA di Medan.
“Sesuai instruksi Pemerintah Kota Medan, kami menghentikan kegiatan belajar-mengajar dan meminta para murid untuk pulang lebih awal setelah melihat paparan kabut asap cukup mengganggu,” kata seorang guru SMP Muhammadiyah di Medan.
Sejak pagi sekitar pukul 07.00 Wib, tampak seluruh area bandara internasional KNO itu, tertutup kabut pekat, khususnya landasan pacu (runway). Pada hari Sabtu hampir tidak ada pergerakan penerbangan sejak pagi. Yang ada penundaan keberangkatan. (***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H