Franklin Ramses Buruni (25) sprinter Indonesia ini mengaku hanya iseng saja ikut atletik. Tapi dari keisengannya itu berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di angkasa buwana. Franklin, salah seorang atlet berlambang garuda di dada yang berasal dari Papua. Ironisnya, di negeri Surga itu saat ini sedang bergejolak. Suara-suara memisahkan diri dari Jakarta sangat kentara. Ketidakdilan ekonomi, sosial dan budaya telah lama mendera Papua.
Di era Soekarno, Jakarta memberikan mimpi dan semangat untuk Papua. Di era Soeharto, perut Papua dikeruk. Dihisap saripati sumberdaya alamnya. Bukan hanya sumber daya alam, sumber daya manusianya pun ditinggalkan. Reformasi yang diharapkan mampu mengangkat derajat kemanusiaan rakyat Papua, seakan tinggal mimpinya saja. Kembali Papua mesti berjuang sendiri.
Tapi, walau dikebiri asanya, dalam dunia olahraga, rakyat Papua menunjukkan kesetiannya pada Jakarta. Persipura begitu memukau menunjukkan kemajuan sepak bola Indonesia di kancah Liga Champian Asia. Walau tidak masuk semifinal, tetapi ia telah menundukkan tim-tim kuat Asia lainnya. Masalah jam terbang internasional jadi kendala utama. Tetapi, dua-tiga tahun lagi, Persipura akan semakin matang. Terlebih dengan pembinaan pemain usia muda yang berjalan dengan baik, Tim Mutiara Hitam ini akan semakin berkilau.
Di arena Sea Games baru lalu pun, trio penyerang Timnas Sepakbola dari Papua. Dengan semangat kesetiaannya pada Indonesia, mengobrak-abrik pertahanan lawan. Walau tidak mendapat emas, tetapi mereka telah menempatkan ‘emas’ kekaguman bagi rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia begitu terpukau dengan kekompakan mereka. Mereka melepaskan segala permasalahan di tanah Papua hanya demi mengibarkan Merah Putih.
Pun, salah seorang putra Papua mengibarkan bendera Merah Putih. Bentuk kesetiaannya terhadap bangsa ini, Frangklin Ramses Buruni. Pernah dicoret dari Tim Atletik, tetapi berhasil membuktikan dirinya sebagai orang tercepat di Indonesia. Usaha Franklin ini bukan semata arena pembuktian dirinya sendiri. Tetapi, pembuktian bahwa rakyat Papua tetap setia pada Indonesia.
Lalu, apalah latah bila kemudian Jakarta tidak mengambil langkah tepat untuk ‘menyelamatkan’ Papua. Papua diincar oleh banyak pihak. Dengan segala potensi yang dimilikinya, tanah Papua sangat menggiurkan. PT Freeport saja berani untuk memperpanjang hingga puluhan tahun ke depan untuk mengeruk emas Papua. Belum lagi, kepentingan asing lainnya yang mengincar setiap jengkal tanah surge Papua.
Tulisan ini tidak mencoba membawa prestasi atlet Papua ke dalam ranah politik. Tetapi, apresiasi atas prestasi anak bangsa ini perlu mendapat perhatian serius. Selain kekayaan sumberdaya alam, potensi atlet pun melimpah di tanah Papua. Bila memang Indonesia begitu cinta dengan Papua. Selamatkanlah Papua dari kepentingan asing.
Sea Games merupakan arena pembuktian bahwa Papua sejatinya setia pada NKRI. Lalu, bagaimana NKRI membalasa kesetiaan rakyat Papua ini? Ayo Indonesia, setelah emas yang diberikan Papua untukmu, ‘emas’ apa yang akan kau berikan untuk Papua?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H