Tulisan Itu Pembeda jauh dari penjara. Memang sih ada tulisan yang isinya berasal dari suara sumbang apalagi itu nanti dinyanyikan oleh Dul Bondan bisa bisa bukan hanya tumbang tapi Kaja. Ya. Bondan Kaja gitu.
Banyak suara yang muncul itu tanda kemajuan. Walaupun ibarat ada suara yang seperti tong kosong. Tapi adanya suara seolah itu menyiratkan adanya kehidupan. Barangkali walaupun hanya berteriak di hutan, Nitche ingin menunjukkan bahwa dia ada:
"Tidak ada Tuhan di sini."
Suara dapat berfungsi menjadi alat komnikasi yang efektif karena setiap diri kita masih dapat dianggap ada, kalau jumpa. Suara yang ke luar dari senyum manis, akan berdampak beda dengan rayuan maut dari sebuah surat, surel atau bahkan penggagas FITO sekali pun. Namun dampak besar yang timbul dari suara, walaupun dapat bersifat kohesif tetapi menjadi kurang masif karena terbatasnya dampak ruang dan waktu dari situasi kopi kopi marni.Â
Suara yang muncul di dumay, bukan di kopi kopi, bahkan yang tak terduga sekali pun dapat membuat geger bukan hanya di langit kerajaan Matraman Raya, tetapi bahkan hampir di seluruh sisi muka bumi. Seperti halnya suara Mukidi.
Namun memang ada benarnya bahwa suara akhirnya dapat digunakan sebagai bukti. Suara dapat digunakan sebagai alibi. Suara dapat digunakan sebagai pengalih informasi. Banyak orang terpana dengan suara suara yang tampil seksi kala beraksi. Namun tak pernah lagi, ada yang mau mengusik isi. Gelombang suara memuji, tampil di sana sini. Suara dapat menjadi penjara informasi dari yang  substansif. Kebenaran sesungguhnya dapat kabur, karena suara suara sudah memenjarakannya. Bahkan bisa jadi itu termasuk suara suara Mukidi.Â
Padahal kita punya Panembahan Jati, tetapi belum ada viral mengenai Panembahan Jati. Barangkali itu hanya menunggu waktu.
Suara suara dapat memenjarakan kata-kata.
"http://www.kompasiana.com/ridone/ahokers-berharap-angrybird-mimpi-di-siang-bolong_57be9af109b0bd413845346e ....", dari "Dan Radikal"
Suara suara yang aneh aneh lain dapat muncul dan memenjarakan suara suara lainnya dengan kata-kata.
"Bondan coba kau baca puisi ini keras-keras, jangan takut kalah dengan Mukidi", seru Satria.