Rinduku Surgaku
Mbak Ay Ming termangu kalau mengingat jalinan kasihnya dengan Slamet Raharjo Jati. Mbak Ay Ming sadar bahwa Slamet Raharjo Jati mempunyai magma yang kuat untuk menjadi orang besar.Kalau kemudian rasa cinta mereka berdua mereka jalani dengan perkawinan di bawah tangan kemudian berakhir dengan perpisahan, itu karena mbak Ay Ming tidak ingin hidup di kota besar. Mbak Ay Ming memutuskan untuk kembali ke Kediri dan tidak mengikuti perjalanan Slamet Raharjo Jati menuju istana Kerajaan Matram Raya. Mbak Ay Ming seperti sudah mendapat firasat bahwa tempat mbak Ay Ming tidak di pusat istana. Meskipun mbak Ay Ming harus membunuh rindu. Ya. Siapa yang tidak rindu dengan suami seperti Slamet Raharjo Jati, aktor terkenal, ahli bela diri dan pandai mengaji.
“Mengapa kamu mau menjadi suamiku mas ?”, lirih mbak Ay Ming di pelukan Slamet Raharjo Jati.
“Kamu ... Kamu dari Kediri.”
“Bukan karena aku cantik ?”, tanya mbak Ay Ming melengos sambil bergerak dari pelukan Slamet Raharjo Jati.
“Kamu ... Kamu dari Kediri.”
“Kediri Kediri terus e-KTP ku Surabaya mas.”
“Kamu ... Kamu dari Kediri. Akan ada sejarah besar muncul dari Kediri. Itu dari kamu.”
Malam itu malam terakhir mbak Ay Ming masih bersama dengan Slamet Raharjo Jati. Esuknya setelah wawancara dengan pers. Slamet Raharjo Jati meninggalkan Tanah Perdikan Malembang untuk berangkat menuju Istana, Kerajaan Matraman Raya. Mbak Ay Ming membawa rindunya ke Kediri. Mbak Ay Ming ingin berkarier di daerah tidak di ibukota. Mbak Ay Ming rela suaminya pergi meniti karier ke Ibukota, kalau itu mengikuti perintah Allah SWT. Mbak Ay Ming menyimpan rindu untuk membesarkan anaknya kelak. Mbak Ay Ming berangkat ke Kediri dari Jogja dalam kondisi hamil.
Ketika kemudian lahir bayi laki-laki, rindu mbak Ay Ming semakin membesar dan hampir saja merusak jiwa. Namun akhirya mbak Ay Ming berserah diri kepada Allah SWT. Mbak Ay Ming dengan tegar membesarkan anak lelakinya Bejo Cinekel. Nama itu diberikan untuk anak lelakinya, karena mbak Ay Ming masih menyimpan rindu yang teramat dalam dengan suaminya Slamet Raharjo Jati. Bejo artinya untung atau bisa juga selamat, masih ada hubungannya dengan Slamet. Cinekel artinya terpegang atau didapatkan. Anak lelaki itu diberi mana oleh mbak Ay Ming, supaya dia dapat hidup beruntung.
Mbak Ay Ming sendiri heran, perhatian Bejo Cinekel terhadap suara yang menyerukan ayat ayat suci Al Qur’an sangat luar biasa. Dari kecil Bejo Cinekel sudah sangat suka membacakan ayat suci Al Qur’an dengan menghafal. Daya ingat Bejo Cinekel yang begitu tinggi membuat kemampuan Bejo Cinekel menghafal ayat suci sangat luar biasa. Di samping Bejo Cinekel masih sering bermain dengan anak anak tetangga, yang bahkan sering menggoda Bejo dengan menanyakan Bejo tidak punya ayah, Bejo tidak punya ayah, yang tentu saja membuat hati mbak Ay Ming risau, namun juga menambah rindu yang semakin dalam saja, jauh dalam lubuk hatinya.