Kekalahan Timnas U-23 di babak semifinal SEA GAMES dengan Thailand, malam minggu lalu belum juga terobati, malam in Timnas U-23 harus mengahadapi Vietnam dalam laga memperebutkan medali Perunggu. Vietnam terpaksa gigit jari setelah dalam usahanya mencapainya final dikalahkan oleh Myanmar. Vietnam seperti juga Indonesia harus mengakui keunggulan bukan saja Thailand tetapi juga Myanmar dalam memperebutkan medali emas cabang olah raga sepak bola di laga SEA GAMES 2015 Singapura. Secara bergantian Indonesia dan Vitenam mengalami kekalahan ketika bertanding melawan Thailand, begitu juga saat menghadapi Myanmar. Ke dua tim baik Indonesia maupun Vietnam mewakili kesejajaran sebagai runner up group, harus puas hanya dapat memperebutkan peringkat ke tiga dan ke empat di SEA GAMES 2015 ini. Namun berbeda dengan Indonesia, permainan yang diperagakan Vietnam nampak lebih bertenaga dari pada Timnas U-23. Pemusatan latihan pada awal Mei setelah kisruh persepakbolaan dapat menjadi salah satu faktor, namun mencari kambing hitam atas suatu kejadian bukan solusi terbaik. Apalagi pertandingan harus tetap berlangsung, mengapa malu untuk banyak bertahan ? Thaialand waktu mencuri kesempatan pada saat bertanding dengan Vietnam saja juga banyak bertahan. Begitu juga Myanmar sewaktu mendapat serangan dari Timnas U-23 di awal pertandingan babak penyisihan group bermain efektif, bertahan saat diserang, dan melakukan serangan balik pada saat yang tepat.
Â
Penampilan Timnas U-23 saat melawan Myanmar sebetulnya masih dapat dikembangkan, karena walaupun kemasukan empat gol, yang terkadang karena terjadinya kesalahan pada barisan pertahanan Timnas U-23. Serangan Timnas U-23 ke arah pertahanan Myamnar juga lumayan bagus, terbukti mampu melesakkan 2 gol. Perubahan yang sangat berarti dari Timas U-23 terjadi sewaktu Timnas U-23 menghadapi Kamboja, sehingga mampu melibas Kamboja 6-1. Kebangkitan Timnas U-23 berlanjut pada saat menghadapi Filipina. Sayang perubahan yang terjadi pada saat berhadapan dengan Filipina tidak optimal dilakukan, sehingga pada saat menghadapi Singapura, momentum perubahan Tomnas U-23 seperti menatap tembok. Timnas U-23 hanya mampu menghasilkan satu-satunya gol dalam bertanding dengan Singapura, terapi juga perubahan pola permainan tetap tidak berkembang. Perubahan yang seharusnya secara signifikan semakin berkembang sehingga begitu berhadapan dengan Thailand yang relatif lebih kuat dan pada pertandingan yang krusial, karena menang melawan Thailand berarti masuk final sesuai target, kalah berarti makin memperkuat pandangan negatif terhadap sepak bola nasional, ternyata tidak terjadi. Hasilnya sudah kita ketahui bersama. Timnas U-23 dirontokkan Thailand dengan angka fantastis 0-5.Â
Â
Kondisi yang mengenaskan atas Timnas U-23 ini, apakah akan berlanjut atau dapat dihindari ? Pertandingan Timnas U-23 dengan Vietman malam ini akan menjadi saksi. Tidak mudah untuk bangkit setelah mengalami kekalahan besar, namun itulah tantangan yang harus dihadapi Timnas U-23. Banyak yang pesimis terhadap peluang Timnas U-23 untuk dapat mengalahkan Vietnam. Meskipun tidak sekuat Thailand atau pun Myanmar, namun kekuatan Vietnam tidaklah terlalu jauh dibandingkan dengan dua tim yang berhasil masuk final. Vietnam bukan lawan yang dapat dipandang enteng. Stamina memang menjadi salah satu kunci kebangkitan Timnas U-23, namun yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa tantangan yang dihadapi oleh Timnas U-23 saat ini adalah sangat besar, bukan hanya menghadapi Vietnam, tetapi bagaimana nasib mereka setelah malam ini ? Pertandingani merebutkan medali Perunggu malam ini, sesungguhnya menjadi pertandingan yang sangat krusial bagi Timnas U-23. Kalau hanya menjadi cemoohan karena kalah bertanding itu biasa. Menang saja masih dianggap belum berprestasi, apalagi kalah. Ini yang harus disadari oleh Timnas U-23.
Kalau saja Timnas U-23 berhasil menang melawan Vietnam malam ini, dan kemudian dapat mempengaruhi kebijakan nasional dalam menangani persepakbolaan nasional, Perunggu pun bagi Timnas U-23 SEA GAMES bisa seperti Emas.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H