Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pep Mulai Realistis, Mou Mulai Romantis

2 Februari 2017   08:35 Diperbarui: 2 Februari 2017   08:45 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pep Guardiola-sumber:http://www.pikiran-rakyat.com

Membawa City memenangkan laga tandang 4-0 melawan West Ham, tidak membuat Pep menjadi jumawa. Walaupun kemenangan City atas West Ham dapat semakin mendorong City untuk bangkit, namun belum merubah klasemen sementara BPL. City masih berada di peringkat lima, sementara Chelsea masih di puncak klasemen sementara BPL dengan selisih yang sangat lebar. Posisi City masih di bawah Liverpool, karena selisih gol. Di atas City masih ada Arsenal dan Hotspur. Hal itu bisa jadi membuat Pep mulai berpikir realistis. 

Di awal musim, Pep seakan membawa City dalam mimpi, karena secara konsisten mampu bertengger di puncak klasemen sementara BPL. Namun kekalahan dan kekalahan kemudian harus diterima City, sehingga terlempar dari persaingan the big four di BPL. Liverpool dan terutama City merangsek ke atas perburuan juara BPL musim ini. Sementara Arsenal dan Hotspur masih berusaha keras untuk tetap mempertahankan aroma persaingan di BPL yang memang memang keras, seperti halnya ritme sepakbola Inggris, kick n run. 

Meskipun pola-pola pragmatisme Mou masih muncul, namun dengan bumbu-bumbu dinamis, seperti halnya Simeone menangani Atletico. Pertahanan benteng atau pola parkir bus sudah lagi tidak menjadi pilihan utama, namun strategi pertahanan kuat dan mencoba mencuri gol melalui serangan balik masih dominan. Barangkali Pep yang "koppig" dengan strategi sepakbola menyerang dan indah, menjadi batu sandungan tersendiri di BPL.  Sempat bertengger di puncak klasemen sementara BPL beberapa bulan, dan tetap melaju di Liga Champion, seolah  membuat para pemain City lupa diri. 

BPL memang liga keras kalau tidak boleh dikatakan sangat keras. Bahkan sebelum memasuki musim 2018-2017, aroma sudah persaingan antara Pep dan Mou sudah mengeras di BPL. Pep digadang-gadang akan membawa City pada kejayaan. Mou dianggap menjadi pilihan MU untuk bangkit. Rivalitas Pep dengan Mou di La Liga menjadi salah satu bagian yang menjadikan persaingan ke dua manajer beda prinsip ini mewarnai iklim BPL yang keras. Impian klub BPL berjaya di Liga Champions juga semakin kuat berhembus, mengingat dua manajer handal ini, pernah membawa klub yang ditanganinya meraih juara di Liga Champions. Masih ditambah lagi persaingan City dan MU sebagai tetangga. MU bahkan sempat menganggap City sebagai tetangga yang "berisik". MU memang klub legendaris di BPL. Sementara City akhir-akhir ini sempat merebut juara BPL, dan selalu bertengger di the big four. 

Pada awalnya, aroma rivalitas ke dua manajer handal tersebut, sempat menutup asa kibaran Conte, Klop, Prof Wenger bahkan Pocchetino. Namun sekarang posisi berubah. Pep tergelincir dari the big four, Mou belum mendapatkan momentum untuk berjaya.

Datangnya Ibrahimovic sempat membuat MU bergairah. Diambil Pogba dari Juve makin membuta MU yakin terhadap pilihannya manajernya Mou. Mou akan kembali membawa MU bangkit. Ibra memang fenomenal. Selalu membuat gol di laga pembuka, dan membuat MU bangga. Namun Pogba belum maksimal. Sementara persaingan di BPL semakin keras saja. Mou pun akhirnya mulai pengin main di Liga Champions. Ungkapan Mou itu sangat romantis. Sadar kalau persaingan merebut juara BPL sudah sulit diharapkan, Mou mulai hanya berharap dapat masuk the big four. Dengan masuk the big four BPL, maka akan membuka peluang MU masuk ke Liga Champions. 

Jadi kalau Pep mulai realistis, bahwa gap antara City dengan Chelsea sebagai pemuncak klasemen sementara sangat lebar, sementara masih harus bersaing untuk finish di Liga Champions. Mou tidak lagi pragmatis, tidak penting bagaimana bermain bola, yang penting menang. Mou bahkan sudah mulai romantis. Mengingatkan bahwa Mou sempat berprestasi di Liga Champions, maka Mou ingin membawa romantisme itu di MU. Mou pengin MU masuk Liga Champions, bukan membawa MU bangkit, merebut juara BPL. 

Bagaimana pun juga rivalitas ke dua manajer itu, Pep dan Mou masih akan menarik. Kalau dulu Pep terkenal "koppig" dan Mou boleh dikatakan suka "bernyanyi". Bisa jadi ke depan Pep mulai realistis, dan Mou mulai romantis. Khawatirnya ke dua manajer ini nanti sama-sama meringis. Kita doakan itu tidak terjadi pada Pep dan Mou.

Mou_sumber:https://sport.detik.com
Mou_sumber:https://sport.detik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun