Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merasakan Kenikmatan Sabdo Pandito Ratu!

26 Oktober 2015   15:47 Diperbarui: 26 Oktober 2015   15:51 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan kondisi asap yang masih luar biasa mengganggu, namun kegiatan tersebut tetap dilaksanakan, bahkan nara sumber dari Jakarta pun sempat sampai ke Bengkalis, suatu pulau di seberang pantai Timur Pulau Sumatera. Nara sumber dari Jakarta itu, sudah di Bengkalis, dengan kondisi udara Riau seperti ini, dengan masih ditutupnya bandara SSQ II Pekanbaru ? Berarti beliau mendarat di Padang, kemudian jalan darat dari Padang-Pekanbaru, Pekanbaru-Bengkalis. Jarak Pekanbaru-Padang sekitar 9 jam, masih ditambah Pekanbaru-Bengkalis sekitar 5-6jam. Masya Allah. Capek sekali pastinya. Cepat kamu pergi lagi ke acara, saya segera menyusul. Di jalan saya SMS atasan langsungnya, besuk lagi kasih tahu staf itu, kalau ditugaskan ikut rapat, jangan pulang dulu sebelum berangkat. Ada SMS balasan OK, Pak. 

Sesampai di tempat acara, masih kebingungan untuk mencari ruangan yang dipergunakan untuk rapat, tiba-tiba staf yang sudah berangkat duluan, tadi, muncul dan mengatakan kalau acara sudah selesai. Saya jawab, nggak apa-apa. Acaranya di situ ? Ya, Pak, katanya. Ayo kita masuk.

Begitu saya masuk, hampir seluruh ruangan berdiri, kecuali Bapak yang belum saya kenal, kebetulan beliau duduk di panggung bersama ketua penyelenggara. Sudah mau ditutup, Pak Joko, sapa mereka. Ya, nggak apa-apa. Kemudian mereka mengucapkan selamat dan ada suara bapak ini, baru pulang haji, dan satu demi satu yang berada di ruangan pun bersalam dengan saya. Bapak Nara sumber pun lalu menyempatkan meninggalkan tempat duduknya untuk bersalam dengan saya. Sesaat kemudian, mereka berusaha untuk meyakinkan kalau acara akan ditutup. Kalau tidak salah seoerti ada yang mengatakan, Pak Joko, kami akan menutup acara ini. Lalu saya jawab, ya, silahkan. Namun kemudian seperti ada suara, Pak Joko, duduk di panggung lah. Saya pun dengan serta merta memenuhi suara itu dengan pede nya. 

Setelah itu, protokol membacakan acara kalau penutupan acara akan dilakukan oleh ketua penyelenggara. Begitu ketua penyelenggara memberikan pidato penutupan acara. Saya berpikir dalam hati, perlukah saya merasakan kenikmatan Sabdo  Pandito Ratu. Sabdo Pandito Ratu adalah ucapan dari seorang raja yang harus didengar oleh rakyatnya. Sebagai orang yang berkuasa, Raja bebas saja berwawan sabdo, kapan saja. Walaupun acara sudah ditutup. Saya berpikir keras. Apakah perlu saya merasakan kenikmatan Sabdo Pandito Ratu. Kenikmatan kalau berlebihan dan dirasakan pada tempat yang salah bisa berabe, menurut artikel Bang Katedra. Tapi nggak apa-apalah. Mudah mudahan mereka memaklumi, kalau saya baru pulang haji, anggap saja oleh oleh pulang haji, seperti ungkapan mas Sarwo Prasojo. Keputusan itu pun bulat untuk mencoba merasakan kenikmatan Sabdo Pandito Ratu.

Begitu pidato penutupan Ketua Penyelenggara selesai dan sudah pula diiringi dengan tepuk tangan, saya pun menyatakan keinginan saya untuk meminta sedikit waktu, dan mohon kepada kawan-kawan untuk dapat memaklumi adanya. Saya lihat  kawan-kawan tersenyum. Hal itu, saya artikan kesediaan mereka memberi waktu saya untuk berwawan Sabdo, walaupun waktunya tidak tepat, karena acara sudah ditutup. Namanya juga ingin merasakan kenikmatan Sabdo Pandito Ratu, ya dilakukan saja.  

Setelah memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, bersama-sama berharap syafaat Nabi Muhammad dengan mengucapkan shalawat Nabi, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap nara sumber yang sudah sangat jauh, terbang dari Jakarta ke Padang malam hari kemarin. Tentu saja dilanjutkan dengan jalan darat malam itu juga, ke Pekanbaru sampai pagi hari. Serta dilanjutkan  jalan darat lagi termasuk mobilnya masuk ke kapal RoRo hingga sampai Bengkalis siang harinya. Sungguh suatu hal yang harus mendapatkan penghargaan yang tinggi dari saya dengan kelelahan yang sangat itu, Bapak Nara Sumber berpartisipasi aktif dalam pembangunan di Kabupaten Bengkalis. Tidak lupa penghargaan setinggi-tingginya kepada peserta yang sampai sore hari itu masih bertahan sampai dengan acara selesai.

Saya sampaikan permohonan maaf, karena saya datang terlambat, karena sesuatu dan lain hal. Kemudian saya sampaikan kepada semua yang hadur khususnya kepada Bapak Nara Sumber, mohon titip salam kepada Bapak-bapak pimpinan di Jakarta, bahwa Bupati Bengkalis mempunyai kebijakan pembangunan dalam rangka mewujudkan sebagai daerah percontihan pelaksanaan otonomi daerah. Pembangunan infrastruktur jalan antar kecamatan melalui skema multiyears, atau pembangunan dengan tahun jamak, sebesar 2,5 Trilyun, alokasi terdahsyat di antara Kabupaten-Kabupaten di Indonesia. Pembangunan jalan MY (multi years) tersebut menjadi andalan pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam rangka mewujudkan grand design Pembangunan Empat Kawasan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis tahun 2010-2015.

Masih dalam grand design tersebut, juga dilaksanakan program enam jaminan, pada berbagai sektor pembangunan seperti pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan lain lain, sebagai penopang  dari pembangunan infrastruktur jalan antar kecamatan. Kalau pemerintah pusat membantu anggaran desa sebesar 240 juta rupiah per desa pada tahun 2015 ini, pemerintah Kabupaten Bengkalis sudah membantu desa-desa di Kabupaten Bengkalis melalui Alokasi Dana Desa (ADD) berkisar antar 900 juta rupiah, sampai 2,6 juta rupiah per tahun, dan sudah berjalan tahun ke lima. Bapak dapat membandingkan perhatian Pemerintah Kabupaten Bengkalis terhadap pembangunan di desa untuk mendorong kemandirian  desa dalam menentukan pembangunan yang akan dilaksanakan. Pilihan kebijakan pembangunan jalan antar kecamatan yang diharapkan mampu membuka akses yang lebih lancar atas masuk ke luarnya barang dan jasa, ke daerah yang masih tertinggal, juga menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Bengkalis terhadap paradigma pembangunan inklusif sebagai pilihan terbuka dibandingkan pembangunan ekonomi semata yang hanya ditujukan untuk peningkatan pendapatan per kapita saja. Pembangunan infrastruktur jalan tidak hanya dilaksanakan pada wilayah wilayah Pusat pertumbuhan baik kawasan Pusat pertumbuhan karena pembangunan ekonomi yang dipengaruhi SDA minyak bumi, minyak sawit dan lain lain, kawasan Pusat pertumbuhan pemerintahan, tetapi pembangunan infrastruktur jalan dilaksanakan ke semua kawasan.

Dalam  rangka membuka kesulitan akses modal di pedesaan sekaligus meningkatkan  kemandirian di tingkat desa, pemerintah Kabupaten Bengkalis mengalokasikan bantuan dana Usaha Ekonomi Desa sebesar 1 milyar per desa per tahun. Di setiap desa di Kabupaten Bengkalis juga dikembangkan pola pembangunan infrastruktur berdasarkan kemitraan dengan masyarakat setempat melalui program instruksi Bupati percepatan pembangunan infrastruktur perdesaan sebesar 1 milyar rupiah per desa per tahun, untuk lebih mendorong sekaligus membuka akses infrastruktur desa yang masih minim. Paling kurang pemerintah Kabupaten Bengkalis sudah menggelontorkan dana lebih dari 500 milyar per tahun dalam lima tahun terakhir ini. Hal tersebut dipandang perlu untuk menopang peningkatan kemampuan masyarakat desa memnafaatkan secara langsung dampak dari terbukanya akses jalan antar kecamatan. Peningkatan kemandirian masyarakat desa tersebut    merupakan pendekatan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. 

Lebih jauh dari itu, pola affirmatif action juga dilaksanakan untuk kesejahteraan guru, dalam rangka peningkatan sdm, kesejahteraan tenaga kesehatan, baik di daerah terpencil, sampai insentif yang sangat menjanjikan untuk dokter-dokter spesialis, pemberian bea siswa bagi masyarakat miskin dan tempatan, program one ambulance one village, program kesehatan gratis untuk seluruh penduduk Bengkalis, pembangunan rumah layak huni untuk masyarakat miskin sebanyak 600 unit per tahun, listrik masuk desa dan lain sebagainya. Ke semuanya itu merupakan rangkaian puzzle yang saling terhubung dalam rangka penegasan komitmen yang tinggi pemerintah Kabupaten Bengkalis untuk mewujudkan otonomi daerah secara nyata.

Walaupun saya lihat kawan-kawan masih senyum, mendengar saya merasakan kenikmatan Sabdo Pandito Ratu, namun rasanya tidak fair kalau terus saya lanjutkan. Mudah-mudahan karena wawan sabdo yang saya lakukan karena sillaturahmi yang baik yang terjalin selama saya bertigas dan merupakan perwujudan nyata dari kebijakan yang sudah digariskan. Ibarat adanya satu kata dengan perbuatan, membuat kawan kawan kelihatan tidak ada protes. Di lain pihak baru wawan sabdo saja sudah nikmat, apalagi kalau memang bisa bersabdo, pantaslah banyak orang berjuang untuk meraih kekuasaaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun