"Baginda"
"Bunda Fitri, suamimu ini sekarang bukan lagi seorang raja. Mengapa masih juga kau panggil aku baginda. Nanti kalau ada yang dengar, apa kata orang."
"Bagi bunda Fitri, Paduka adalah rajanya. Paduka adalah baginda raja yang bijaksana cinta damai. Yang pernah ada di bumi Matraman Raya."
"Bunda Fitri. Itu semua sudah berlalu. Aku begini kan karena mengikuti nasehatmu"
"Baginda, betul betul Raja yang arif. Bunda Fitri menyesal telah menyebabkan semua ini terjadi. Sungguh Bunda Fitri bukan istri yang berbakti. Maafkan bunda Fitri, baginda"
"Lho lho kok jadi begini. Sini sini, tadi pasti Bunda Fitri capek kerja kan. Banyak cucian piring di dapur. Cucian baju menumpuk. Kain yang belum digosok. Belum lagi kucing kita. Menyapu rumah. Membersihkan halaman. Menyiram bunga. Sini Bunda Fitri biar kupijat punggungmu."
"Nggak mau ah"
"Lho kenapa nggak mau sih. Diperhatikan suaminya kok tidak mau. Ada apa hayo"
"Ah baginda bisa saja. Pasti baginda ada maunya. Bunda Fitri sudah hapal tabiat baginda"
"Hem"
"Baginda"