Gamelan atau musik tradisional itu begitu akrab di telinga. Berbeda dengan musik pop, bunyi musik gamelan itu bukan hanya mampir di telinga, tetapi bahkan mampu merasuk ke dada. Telinga berkedut mata berdengung kepala nyut nyutan mencari asal suara gamelan. Terkadang tidak kenal waktu, asal dengar suara gamelan, hati rasanya pengin pergi saja.
Padahal sebetulnya hampir setiap malam bisa saja mendengarkan siaran wayang dari radio swasta. Ada yang suaranya jelas ada yang samar samar. Tapi seringnya mendengar siaran wayang kulit semalam suntuk membuat terkadang hafal ceritanya. Namun yang paling terasa adalah kemampuan dalang mengolah dialog sehingga mendengar siaran wayang atau pun menonton menjadi suatu hal yang asyik. Berangkat malam pulang pagi.
Tentu saja kebiasaan buruk itu, menjadikan kegelisahan bagi orang tua. Ini si Joko angel tenan kandan kandannane. Sulit betul diberitahu. Kira kira begitulah mungkin pandangan orang tua. Karena sering walau pun sudah diberi tahu jangan sering nonton wayang kulit semalam suntuk, tapi tahu tahu si joko ini tahu tahu pulang pagi juga.
Nah suatu pagi, joko dipanggil ibu, adiknya Bapak, yang kami panggil ibu. Biasanya sih mau dimarahi atau lebih halusnya dinasehati, tetapi karena mungkin tahu si joko ini bandel. Akhirnya ibu memanggil joko kecil anak sd itu sambil bercerita kalau dulu ada anak yang suka nonton wayang kulit seperti si joko ini.
Anak itu berjalan ke arah suara gamelan. Tanpa kenal rasa takut dan tidak tahu ke mana anak itu pergi, yang dia tahu bhayangkari suara gamelan. Sampai di tempat suara gamelan itu ditemukan, anak itu lalu nonton wayang tanpa memperhatikan tempat di sekitarnya lagi. Namun karena pertunjukan wayang itu semalam suntuk, sampai pagi, anak itu ketiduran pada saat nonton wayang.Â
"Tahu kamu jok, waktu anak yang suka nonton wayang itu bangun berada di mana ?"
"Mboten Bu"
"Di kuburan"
Bergidik joko mendengar hal itu. Meskipun joko tahu bahwa itu nasehat halus dan hanya sebuah cerita. Tapi kuburan memang tempat yang sepi dan tentu suatu daerah yang ingin dihindari. Mungkin itu bukan horor karena tidak menakutkan tetapi bisa jadi merupakan misteri mampu menghentikan hobi.Â
Susah betul sih bikin cerita horor dan Misteri. Ah. yang penting ikutan saja deh, biar  berbinar mata Dinda ...haha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H