Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Bejo Cinekel

1 Juli 2016   06:01 Diperbarui: 1 Juli 2016   11:27 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pak, Pak. Apakah malam ini kita jadi lembur ?"

Mata masih ingin pejam, tetapi tepukan dan ucapan itu seolah mengingatkan sesuatu. Suatu janji. Janji bahwa malam ini akan membahas suatu hal yang penting. Suatu hal yang sudah lama tidak disentuh, padahal sangat dibutuhkan. Ini juga malam ke tiga, setelah dua malam berturut-turut lembur sampai lewat tengah malam. Itu suara, pasti akan sangat kecewa kalau tidak segera direspon. Kepatuhan jangan dijadikan senjata untuk dapat berbuat apa saja. Kalau sempat sekali kita berbuat tidak sesuai antara kata dan perbuatan. Apalagi kemudian karena menganggap itu hak kita sebagai pimpinan yang tidak boleh dikoreksi dan kita senang melakukannya hanya untuk menguji. Maka orang pun lama kelamaan bukan lagi patuh karena hormat. Bukan lagi patuh karena suri tauladan. Tetapi patuh karena takut. Yang paling berat adalah patuh karena menggantung. Kalau tidak hati-hati akan ada suara yang justru membuat keinginan dialah yang dapat mempengaruhi keputusan kita. Itu harus dijaga. Itu tidak boleh terjadi. Reklame, sumber sehat, ada di mana mana, aromanya sangat terasa. Ayo bangun. Ada janji yang harus ditepati.

"Eh, ya. Bagaimana kita ?"

"Jadi kita lembur, Pak ?"

"Ya. Jadi. Tadi saya habis tarawih kok terasa ngantuk berat. Tolong dicarikan dulu sesuatu. Apakah kawan kawan dari kantor lain sudah datang ?"

"Mereka sudah berada di luar. Menunggu info dari Bapak."

"Ya sudah, dipersilahkan saja mereka masuk."

Mereka ada menyebut angka tertentu. Namun ketika itu kutegaskan KK atau jiwa, mereka ragu. Lalu kutanyakan siapa yang dapat menjelaskan hal itu. Atau dari sumber mana, angka itu muncul. Tiba-tiba layar berubah. Kursor bergerak. Rekap saja. insya Allah dari rekap itu akan dapat ditelusuri dari mana angka itu muncul.  Alhamdulillah memang ada angka yang muncul di file rekap. Namun ada penjelasan ada beberapa desa yang belum masuk. Namun angka yang tersaji sudah mendekati angka yang disebut sebut dari awal. Satuannya juga jelas, jiwa. 

Nah, bagaimana dengan data basenya. Apakah bisa ditelusuri sampai by name by addres dan NIK ? Sudah Pak. Mana barang itu. Ya. Sudah Pak. Ada sama si ini ada sama si itu. Waduh kalau bilang ada itu jangan sama si ini sama si itu. Kita sudah janjian kalau mau lembur malam ini.

Di antara keributan sedikit karena perbedaan persepsi antara ada dan tidak ada yang terjadi, muncul pesanan yang ditunggu tunggu. Maaf ya tadi saya merasa harus meningkatkan stamina. Begitu selesai acara sumber sehat, di layar muncul file format data base. Nah itu dia. Yang seperti ini yang saya inginkan. 

Nanti kita cross dengan data lain. Kalau ada yang sama kita buang. Tidak boleh ada doubel account, itu bisa mengakibatkan pemborosan. Kalau ada yang lain dari sumber yang berbeda namun belum ada pada data base, sepanjang memenuhi ke tiga unsur by name by addres dan punya NIK, kita tambahkan. Nah tambahan tambahan inilah yang kita verifikasi secara periodik. Tentu dengan mekanisme yang betul. Bahkan kalau dari data ini, ternyata ada program yang belum tersentuh dan perlu perhatian serta penanganan, kita munculkan terobosan baru. Baik. Sempurnakan data basenya. Pada saatnya kita rapat besar. Malam ini kita tidak perlu sampai lewat tengah malam. Adanya data ini, suatu pekerjaan besar sudah dilaksanakan. Mudah mudahan data ini dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. Malam hening badan lelah namun rasa bahagia tersembul dalam lubuk hati. Alhamdulillah tidak sia sia kerja berat itu didesign. Berdebat dengan banyak orang. Untuk mencari jalan yang tepat, bukan untuk mencari siapa yang benar. Pulang. Jangan sampai besuk sahur masih mengantuk lagi seperti dua malam sebelumnya. Hari terakhir ini harusnya lebih banyak berserah diri, tetapi mengapa justru memaksa diri. Astagfirullah. Ampuni hambamu yang lemah ini ya Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun