Kali Gajah Wong merupakan salah satu kali yang mengalir dari bagian hulu di Gunung Merapi, yang melewati wilayah Sleman, Kota Jogja, termasuk Kota Gede, ibukota Kerajaan Mataram awal, dan bagian hilirnya di Parang Tritis, pantai Selatan Kota Jogja. Karena posisi Gunung Merapi dengan ketinggian 2930 meter dpl, sementara Kota Jogja hanya berjarak sekitar 30 km dari Gunung Merapi, begitu juga jarak Kota Jogja ke Parang Tritis di pantai Selatan Kota Jogja, juga hanya berjarak sekitar 25 km, maka Kali Gajah Wong dapat dianggap sebagai Sungai Muda.Â
Kebetulan Kali Gajah Wong ini debit air normalnya kecil, karena hanya berasal dari mata air Gunung Merapi yang tidak begitu besar mata airnya. Aliran air di Kali Gajah Wong pada hari-hari biasa hanya mengandalkan air tanah dari lereng Gunung Merapi, yang muncul sebagai mata air. Namun pada musim hujan, aliran air di Kali Gajah Wong bisa sangat besar, kita akan menyebutnya banjir. Jarak yang tidak begitu jauh dari Gunung Merapi, curah hujan dengan intensitas tinggi bisa jadi tidak sanggup menahan banyak air hujan menjadi air tanah, sehingga sebagian besar air hujan akan langsung menjadi run off atau aliran langsung, yang kita lihat sebagai banjir. Air di Kali Gajah Wong pada hari-hari biasa merupakan aliran base flow, yang melulu berasal dari mata air di kaki lereng Gunung Merapi.Â
Aliran air pada suatu sungai dapat dikategorikan sebagai run off, limpasan, atau air sungai yang berasal dari air hujan yang langsung masuk ke sungai. Pada hari-hari hujan, aliran air Kali Gajah Wong, terkadang air begitu tinggi, karena aliran air sungai lebih banyak berasal dari run off, namun pada hari-hari biasa alairan air bisa kecil, karena hanya berasal dari aliran air tanah di Gunung Merapi, yang ke luar dari lereng-lereng Gunung Merapi berupa mata air, yang kemdian menjadi aliran sungai yang biasa disebut sebagai base flow. Aliran base flow ini, untuk wilayah Gunung Merapi yang terbesar mungkin hanya Kali Progo, sehingga begitu dibangun Selokan Mataram, yang jalurnya melalui tepi Kampus UGM, maka aliran Kali Gajah Wong bisa lebih besar dari pada sebelum adanya Selokan Mataram. Selokan Mataram, boleh dikatakan sodetan, untuk mengairi wilayah di Propinsi DIY, pada saat aliran air sungai-sungai yang mengalir base flownya sangat rendah.Â
Bendungan air pada Kali Gajah Wong, juga Kali-Kali yang lain, terkadang membuat Kali Gajah Wong airnya kering, tentu hal ini terjadi sebelum dibangunnya Selokan Mataram. Begitu rendahnya debit air base flow di Kali Gajah Wong, sampai untuk memandikan Gajah saja, hanya bisa untuk membasuh kakinya. Namun jika Gajah itu mau diajak berendam, maka Gajah itu masih dapat dimandikan. Balada Kali Gajah Wong sangat erat hubungannya dengan kondisi aliran air yang kecil pada saat-saat tertentu, karena hanya berasal dari aliran base flow, namun tiba-tiba dapat saja terjadi banjir, jika di daerah hulu sungainya hujan sannagt lebat.Â
Adalah Sultan Agung yang kemudian menamakan Kali itu dengan Kali Gajah Wong. Nama Kali itu berasal dari dua kata Gajah dan Wong. Suatu hari petugas kerajaan yang biasa memandikan Gajah, tidak enak badan dan meminta adiknya untuk menyelesaikan tugas memandikan Gajah itu di Kali. Karena aliran air sungai pada hari-hari cerah, atau hari biasa hanya aliran air yang berasal dari base flow, yang berarti aliran airnya tidak begitu besar, Gajah itu harus mau berendam untuk bisa dimandikan. Pada hari lain, saat mendung gelap, petugas kerajaan ini tidak menyadari bahaya yang timbul jika berada di Kali pada saat hujan lebat turun. Karena pada tempat biasa memandikan Gajah, airnya sangat dangkal, tidak cukup untuk memandikan Gajah, walau sudah deprok si Gajah, tetap tidak bisa berendam. Akhirnya petugas kerajaan ini mencari bagian sungai yang lebih dalam. Begitu melihat Gajah bisa berendam, maka dimandikanlah Gajah Kerajaan Mataram itu. Nasib buruk dialami oleh petugas Kerajaan Mataram ini, hari tiba-tiba hujan turun sangat lebat. Air Kali Gajah Wong pun banjir besar. Si Petugas Kerajaan dan Gajah Kerajaaan Mataram yang dimandikan, hanyut sampai ke Parang Tritis, pantai Selatan Jogja, masuk ke laut kidul. Akhirnya Kali itu oleh Sultan Agung dinamakan Kali Gajah Wong. Kali yang pada banjir, aliran run off nya sangat besar, mampu menghanyutkan Gajah dan Wong, si Petugas Kerajaan yang memandikan Gajah Kerajaan Mataram. Â Â
Begitulah sekelumit Balada Kali Gajah Wong. Tanah Perdikan Malembang yang Petingginya Ki Ageng Batman berada di tepi Kali Gajah Wong. Nantikan episode aksi Ki Ageng Batman Petinggi Perdikan Malembang di Kali Gajah Wong, dalam rangkaian Balada Ki Difangir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H