Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ARB dan Mega: Tidak Ada Makan Siang Gratis!

5 Maret 2014   23:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:12 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1393998588461502573

Harus diakui Golkar dan PDIP merupakan partai yang selalu dapat mendulang suara pada setiap pemilu legislatif setelah era reformasi. Pengecualian hanya terjadi pada pemilu 2009, karena di luar dugaan Partai Demokrat seperti dapat makan siang gratis. Perolehan suara Partai Demokrat diyakini banyak orang karena pesona SBY. Partai Demokrat menang besar di Pileg tahun 2009 yang dilanjutkan dengan keberhasilan memenangi Pilpres yang mengokohkan SBY untuk menjadi Presiden RI untuk jabatan keduanya. Namun dari beberapa survey untuk Pileg, Golkar masih digdaya.  Pantas saja para pendukung ARB geregetan untuk dapat memenangkan Capresnya pada Pilpres tahun 2014 ini.

Berdasarkan survey Litbang Kompas dalam Beringin yang mengakar:

http://nasional.kompas.com/read/2014/01/20/1033070/Beringin.yang.Mengakar

didapatkan gambaran bahwa Golkar mampu mempesona pendukung pragmatis sebesar 68 % dibandingkan dengan pendukung idealis yang sebesar 32 %.

Selanjutnya masih dari hasil Survey Litbang Kompas dari grafik berikut:

juga dapat diperoleh gambaran bahwa pendukung Golkar paling dominan adalah  usia di atas 30 - 50 tahun sebesar 57,1 %. Bandingkan dengan usia di bawah 30 th yang hanya sebesar  18,2 %  dan usia di atas 50 th yang masih  sebesar  24,7  %. Dapat disimpulkan bahwa Golkar masih dapat  diterima kaum muda.

Pengalaman mengikuti 3 kali Pileg setelah era reformasi, yang selalu menempatkan posisi Golkar di DPR di tiga besar jumlah perolehan suara, namun tidak pernah dapat memenangkan Pilpres membuat Golkar pada tahun ini bersiap diri lebih pede menghadapi Pileg dan Pilpres. Pesona SBY yang mungkin akan mengalami pasang surut seperti halnya Mega setelah mendapatkan kesempatan memimpin negeri dan adanya kerinduan sebagian masyarakat akan era kesejahteraan Suharto, menjadi salah satu jalan yang hendak dijadikan untuk memuluskan langkah Golkar ke depan. Hasil survey yang tidak begitu menguntungkan ARB, tidaklah membuat Golkar panik. bagi para kader Golkar taruhannya adalah memenangkan Pileg. Golkar seperti kita ketahui bersama sangat berpengalaman dalam hal ini. Minimal Golkar mampu mengandalkan kader-kadernya untuk all out dalam Pileg.

ARB sudah memperhitungkan perjuangan kader-kadernya diperkirakan akan memperoleh hasil yang optimal di Pileg. Begitu juga halnya dengan Mega dengan PDIP. Rontoknya pamor partai-partai yang memegang tampuk pemerintahan dapat mendorong pemilih untuk menentukan pilihannya kepada partai oposisi. Keteguhan Mega dalam memilih untuk tidak mengikut sertakan kadernya dalam pemerintahan, akan sangat berpengaruh terhadap hasil Pileg bulan depan. Terlepas dari faktor JokoWi. Beberapa hasil survey menunjukkan bahwa PDIP akan menempatkan PDIP pada jajaran teratas pada Pileg, bersama-sama dengan Golkar.

Hal tersebut membuat ARB berani memprediksi bahwa hanya ARB dan Megalah yang mempunyai tiket menjadi Capres:

http://news.detik.com/read/2014/03/05/094703/2515709/10/ical-yang-punya-boarding-pass-nyapres-cuma-saya-dan-mega?n991102605

ARB boleh yakin bahwa Golkar akan memperoleh hasil yang menjanjikan pada Pileg 2014.  Di samping hasil survey yang menempatkan Golkar sebagai partai yang tangguh, juga asumsi yang dibangun adalah pendukung Golkar yang pragmatis, kemungkinan masih dominannya pemilih usia di atas 30 tahun dan totalitas kader-kader Golkar di daerah yang pada umumnya akan berjuang all out, dalam upaya memenangkan Pileg. Begitu juga dengan Mega, kader-kader PDIP akan all out dalam Pileg dan kemungkinan akan mendapat muntahan suara dari partai lain serta harapan besar dengan Jurkamnya, seperti JokoWi. Kans PDIP akan memperoleh hasil yang besar seperti halnya Golkar masih menjanjikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun