Aksi mBak Laura Membuat Adhieyasa-Adhieyasa Tergagap

Slamet Raharjo Jati tumbuh dewasa dan nampak gentel serta supel. Mudah bergaul, mau bekerja keras serta tidak malu mengekspresikan keinginannya. Slamet Raharjo Jati sangat ekstrovet. Hampir semua usia di tanah Perdikan Malembang pernah merasa menjadi teman Slamet. Slamet menjadi buah bibir di  tanah Perdikan Malembang di tepian Kali Gajah Wong, hanya setingkat di bawah Ki Ageng Batman. Kalau Ki Ageng Batman dikenal sebagai tokoh yang disegani oleh kalangan warga di tanah Perdikan Malembang karena dapat memberikan solusi. Slamet disenangi oleh penduduk karena suka mengajak merekan bermain seni. Baik seni berpuisi, seni main peran, seni bela diri. Nah pada saat seni bela diri inilah, Slamet Raharjo Jati sering bekerja sama dengan Adhieyasa Adhieyasa. Sepeninggal Permaisuri Mingset dan Bunda Lilik mengikuti Pujangga Halim menuju tanah Sumantra. Slamet Raharjo Jarot sering berlatih bela diri bersama penduduk di tanah Perdikan Malembang bersama-sama Adhieyasa Adhieyasa di bawah bimbingan Ki Ageng Batman.

Ki Ageng Batman merasa mendapat amanat yang besar untuk menyiapkan Adhieyasa Adhieyasa menjadi Pangeran Pati, Putra Mahkota Kerajaan Matraman Raya. Namun karena hal itu harus dirahasiakan sampai pada saatnya nanti, Adhieyasa Adhieyasa sudah siap menerima amanah besar itu, baru Ki Ageng Batman boleh memberitahukan siapa Adhieyasa Adhieyasa yang sebenarnya. Kapan itu akan dilakukan Ki Ageng Batman, Ki Ageng Batman sendiri belum tahu persis harus pada tahapan mana, di mana ? Namun yang pasti adalah tugas Ki Ageng Batman untuk mempersiapkan Adhieyasa Adhieyasa menjadi pemuda yang bukan saja gagah berani, tetapi juga tahu unggah ungguh, adminstrasi perkerajaan serta berbagai ilmu manajemen, termasuk manajemen krisis. Jika pada saatnya nanti Adhieyasa Adhieyasa harus melaksanakan tugasnya sebagai Pangeran Pati Kerajaan Matraman Raya, Ki Ageng Batman sudah dapat tersenyum lega. 

"Mas Adhie sini", teriak Slamet

"Ogah ah", jawab Adhieyasa Adhieyasa

"Ayolah, sini, main sama-sama Slamet dan kawan-kawan."

Slamet sedang banyak dikunjungi gadis-gadis dan para pemuda karena sedang mengajarkan seni peran. Karena melihat Adhieyasa Adhieyasa duduk termenung sendirian, Slamet mengajak Adhieyasa Adhieyasa bergabung. Adhieyasa Adhieyasa lebih suka sendirian di tanah Perdikan Malembang. Adhieyasa Adhieyasa lebih tertarik menangani lahan di tanah Perdikan Malembang yang subur. Sambil membantu Ki Ageng Batman mengatur delivery hasil hasil bumi dari tanah Perdikan Malembang yang dikirim ke daerah lain, termasuk untuk memasok kebutuhan di hampir seluruh pasar rakyat di Kota Jogja dan sekitarnya. Adhieyasa Adhieyasa kurang tertarik dengan kegiatan yang dilakukan oleh Slamet. Selain merasa bahwa sebagai sesama lelaki, Adhieyasa Adhieyasa tidak perlu merasa dekat dengan Slamet. 

Tetapi Adhieyasa Adhieyasa sangat menaruh hormat pada Salmet. Apalagi kalau waktu Slamet menawarkan diri untuk melatih anak anak dan para pemuda desa berlatih seni bela diri. Adhieyasa Adhieyasa semangat dan penuh percaya diri. Hanya saja kalau sudah diajak kumpul kumpul belajar akting, Adhieyasa Adhieyasa kekeh, lebih senang menyendiri. Sebenarnya Adhieyasa Adhieyasa sulit mengendalikan kekuatan yang muncul dari dalam dirinya, yang sering membuat Adhieyasa Adhieyasa tidak memahami bagaimana caranya bekerja, setrum 35000 megawatt sering tiba-tiba saja muncul begitu saja. Jam dinding dapat mati mendadak. Kipas angin dapat bergenti berputar. Apalagi kalau ada hujan petir menyambar, Adhieyasa Adhieyasa sering justru menarik selimut, supaya ke dua tangannya tidak mengeluarkan reaksi keras mengelaurkan tenaga listrik yang dapat membahayakan bukan saja orang orang di sekitarnya tetapi juga kawasan yang terkena setrum dari ke dua tangannya.

Namun berbeda kalau Adhieyasa Adhieyasa sedang berlatih bela diri. Kemampuan setrumnya seolah dapat dia kendalikan. Sehingga Adhieyasa Adhieyasa dapat merasa lebih tenang dan nyaman kalau dia bergaul dengan Slamet dan anak anak maupun pemuda di tanah Perdikan Malembang, jika sedang berlatih bela diri. Adhieyasa Adhieyasa juga tertarik membantu usaha Ki Ageng Batman dalam membangun kebu  di tanah perdikan Malembang di tepian Kali Gajah Wong itu serta membantu Ki Ageng Batman dalam memanage pemasaran hasil produksi itu ke berbagai pelosok pasar rakyat. Kalau kalau ada masalah  di tempat yang dituju Adhieyasa Adhieyasa dapat membantu mengamankan kondisi yang mengancam, misalnya terkadang adanya gangguan dari preman preman yang ingin menerima hasil bumi kiriman dari tanah Perdikan Malembang tetapi sering ingin mencoba tidak membayarnya, atau dengan sengaja ingin menunda pembayarannya untuk minum minum dan mabuk mabukan. 

Adhieyasa Adhieyasa akan mengatasi hal hal seperti itu dengan sempurna. Banyak kalangan preman merasakan kekuatan setrum 35000 megawatt Adhieyasa Adhieyasa, dan minta minta ampun serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. 

Namun pada hari itu Adhieyasa Adhieyasa agak bingung, melihat kerumunan orang banyak di sekitar tanah Perdikan Malembang. Tidak biasanya ada peristiwa seperti itu. Adhieyasa Adhieyasa bergegas mendekati kerumunan orang banyak itu. Setelah mendekat Adhieyasa Adhieyasa mendengar suara keras bertubi-tubi penuh emosi. Adhieyasa Adhieyasa semakin penasaran ada apa gerangan yang terjadi. 

Di tengah tengah kerumunan itu Adhieyasa Adhieyasa melihat mBak Laura dengan berapi-api berteriak lantang: