Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setuju dengan Pak Tjip: Penghargaan, Popularitas Itu Bisa Jadi Ujian

5 Oktober 2023   07:44 Diperbarui: 5 Oktober 2023   07:47 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau Pak Tjip pernah menerima penghargaan tingkat nasional di hotel lagi, sebagai Men of The Year 2010, maka saya juga pernah menerima penghargaan tetapi di tingkat lokal, dan khususnya level kecil. Kalau Pak Tjip berpendapat bahwa jangan terpukau dengan penghargaan dan tetap membumi, jujur saya masih terpukau dan tentu saja belum membumi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa hati kecil saya memang merasa ada kebanggaan dan berharap itu dapat menjadi keberuntungan saya di masa depan. Walau pun memang yang terjadi antara harapan dan kenyataan tidaklah selalu berbanding lurus.

Manusia tempat lupa. Di satu sisi, karena lupa atau bahkan terkadang melupakan diri, terkadang memang betul-betul lupa. Kalau yang terjadi adalah betul-betul lupa, maka pada saat teringat, bagus istigfar, supaya mendapat ampunan Allah Ta'ala. Tetapi di satu sisi lupa itu terkadang menguntungkan. Bayangkan kalau kita tidak bisa lupa, maka kita tidak akan dapat tidur. 

Popularitas, harta, kekuasaan itu bisa jadi ujian. Kalau kemudian itu membuat kita lupa diri, tadinya mungkin lupa, lalu justru melupakan diri, karena merasa nyaman, nimat dengan segala yang dimiliki,  maka baik itu harta, tahta, atau pun bahkan wanita dapat hilang begitu saja. 

Jika ada yang mempunyai ruko banyak di pasar, tiba-tiba ludes terbakar. Jika ada yang berkuasa di suatu negeri maka akan harus berhenti karena pembatasan masa jabatan. Jika itu harta yang dimiliki, maka akan tinggal dan bisa jadi menjadi rebutan ahli waris, jika ditinggal mati. 

Nah, pada saat lupa, atau bahkan lupa diri, selagi masih ada kesempatan,  istigfar adalah jalan terbaik. Kesadaran bahwa popularitas, harta, kekuasaan itu bisa jadi ujian, akan membawa kita kepada hal yang sangat esensial dalam kehidupan. Bahwa sebelum populer, sebelum berharta, sebelum berkuasa, pernah menjadi orang biasa-biasa saja. Dengan begitu, jika sudah populer, sudah berharta, sudah berkuasa, bersyukurlah. Semoga Allah Ta'ala akan menambah nikmat yang sudah diterima.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun