DocPri
Bab 1
Galau Putri Raisa
Putri Raisa bingung dengan info yang tersebar dari mulut ke mulut, Namun, sampai ke istana, jika putra tunggalnya ---Raja Danang, Sayidin Panotogomo penguasa Kerajaan Matraman Raya--- dikalahkan oleh Adi. Adi memang sebetulnya anak hasil hubungan gelap Raja Adi ---mantan suaminya--- dengan Niki. Raja Adi merupakan raja di Kerajaan Matraman Raya sebelum Raja Danang, anak kandungnya bersama Ustaz Bondan Kaja.
Putri Raisa yang sebelumnya merupakan permaisuri Raja Adi, harus menerima surat perjanjian perceraian yang aneh dari Raja Adi. Pada perjanjian cerai itu disebutkan, jika di antara Raja Adi dan Putri Raisa, mempunyai anak walaupun bukan dari hasil perkawinan mereka berdua, maka dia akan berhak menduduki takhta Kerajaan Matraman Raya. Anak itu akan menjadi raja di Kerajaan Matraman Raya. Raja Adi membuat perjanjian itu karena merasa hubungannya dengan beberapa perempuan lain tidak ada satu pun di antara mereka yang hamil dan mengandung anak darinya. Setelah dicerai Raja Adi, Putri Raisa menikah dengan Ustaz Bondan Kaja.
Dengan demikian, begitu Raja Adi meninggal, pada saat Putri Raisa hamil karena perkawianannya dengan Ustaz Bondan Kaja, maka anak mereka berdua menjadi raja di Kerajaan Matraman Raya.Â
Namun, setelah lama berselang, ternyata Adi mengaku sebagai anak kandung Niki dengan Raja Adi dan ingin merebut takhta Kerajaan Matraman Raya. Walaupun begitu, Adi berhasil dikalahkan oleh Danang, Sayidin Panotogomo. Namun, saat ini yang terdengar justru berita Danang, dikalahkan Adi. Tentu saja berita itu membuat Putri Raisa gundah hatinya.
Apakah kali ini akan terjadi suksesi berdarah di Kerajaan Matraman Raya? pikir Putri Raisa.
Raja Adi membuat keputusan berat itu, perjanjian cerai yang aneh, karena tidak ingin Putri Ming melakukan kudeta pada Kerajaan Matraman Raya. Hubungan Raja Adi dengan Putri Ming di luar istana, membuat Putri Ming ingin Panglima GaZa ---anak hasil hubungannya secara tidak resmi dengan Ki Difangir, ayahanda Raja Adi--- menjadi raja di Kerajaan Matraman Raya. Permintaan Putri Ming itu muncul, karena Raja Adi belum mempunyai keturunan dengan Permaisuri Putri Raisa.
Raja Adi tidak mau memenuhi permintaan Putri Ming untuk mendudukkan Panglima GaZa menjadi raja di Kerajaan Matraman Raya. Raja Adi bahkan menganggap permintaan Putri Ming itu sebagai kudeta terhadap kekuasaannya.Â
Namun, Raja Adi harus memenuhi janjinya kepada Putri Ming, yang kemudian bergelar Putri Ming Nyamat yang bertapa tanpa sehelai benang pun, karena ingin mencari orang yang sanggup membalaskan dendamnya atas kematian Ki Difangir terhadap musuh-musuhnya. Pertemuan Raja Adi dengan Putri Ming Nyamat itulah yang membuat Raja Adi harus berhadapan dengan Raja Slamet ---sahabat sekaligus saudara angkatnya--- saat bersama ayah angkatnya Ki Ageng Batman, Petinggi Perdikan Malembang di tepian Kali Gajah Wong.
Kehebatan Raja Adi Setrum 35.000 megawatt yang tiada tanding membuat Raja Adi yakin dapat memenuhi janjinya, akan mampu mengalahkan musuh-musuh Putri Ming Nyamat. Berdasarkan info dari Putri Ming, selain Raja Slamet, Raja Adi bahkan harus berhadapan dengan eyangnya, Raja Armanda, Raja Kerajaan Matraman Raya sebelum Ki Difangir. Padahal Putri Ming dahulu juga merupakan Permaisuri Raja Armanda. Namun, setelah Raja Armanda memberikan takhta kerajaan Matraman Raya kepada Ki Difangir, beliau menyepi bersama Bunda Fitri ---istri keduanya--- yang merupakan ibu Putri Biyan, di Dieng Plateau.Â