DocPri
Bab 8 Pesta Perkawinan di Punung
"Danang, kau akan kuturunkan di Punung dan menikahlah dengan Dewi Anya, puteri Kades di Punung. Dia masih ada darah keturunan Majapahit. Kecantikannya luar biasa dan masih terjaga, apalagi dia hidup di desa. Tapi ingat jadikan dia selirmu, Danang!" seru Nyi Ronggeng.
"Nyi Ronggeng?" lirih Danang.
"Waktumu sudah habis di sini, Danang!" tambah Nyi Ronggeng.
Belum lagi bisa menjawab, tubuh Danang seperti sudah melayang jatuh dari udara. Dia pun gelapan, tetapi tidak dapat berbuat banyak. 'Astagfirullah. Akan jadi apa badanku ini nanti?' pikir Danang.
***
"Sampai kapan kita di sini, Ki Ageng?" tanya Miss Kiara, tidak sabar ingin menggunakan 'Perahu Surya' lagi.
"Sampai kalian berdua dinyatakan positif!" seru Ki Ageng Batman.
"Ki Ageng, sarapan apa kita pagi ini?" Tiba-tiba ada suara wanita yang memanggil Ki Ageng Batman.
"Lontong pecel, mau kan Mbak 00 WeIBe?" balas Ki Ageng Batman.
"Ke sinilah dulu, Ki Ageng," seru Mbak 00 WeIBe dari dalam kamar.
Mendengar mereka saling bermesraan, Miss Kiara pun lalu keluar dari penginapan untuk mencari 'Lontong Pecel' sesuai tawaran Ki Ageng Batman.
'Kayaknya bakalan lama nih bulan madunya di Njurug ini,' pikir Miss Kiara.
***
"Cepat jawab, Niki! Atau kau akan merasakan pukulan Selendang Biruku!" seru Putri Selendang Biru, Ayu, sambil tangannya bersiap akan melepaskan selendang biru senjata andalannya.
"Ayo, Niki! Katakan dengan jujur. Adi ini anakmu dengan siapa?" tambah Miss Tami Zen.
Niki tertawa gelak melihat Miss Tami Zen dan Putri Selendang Biru yang mendesak dirinya untuk mengakui ayahnya Adi.
"Ha ha. Kalian pasti tidak akan menyangka! Kalian pasti akan terkejut, melihat kenyataan. Anakku Adi ini adalah pewaris tahta Kerajaan Matraman Raya yang sebenarnya!" seru Niki.
"Jelaskan maksudmu, Niki! Jangan bicara ngaco!" seru Miss Tami Zen.
"Raja Adi tidak mempunyai anak dari wanita-wanita selirnya!" tambah Miss Tami Zen.
"Siapa bilang Adi tidak mempunyai anak dari wanita selirnya?" seru Niki sambil tertawa terbahak-bahak.
"Maksudmu!" seru Miss Tami Zen kaget.
"Adi adalah anakku dari hubungan gelap dengan Raja Adi! Bukankah dia begitu mirip dengan ayahnya. Apakah kau buta, Miss Tami Zen!" seru Niki penuh semangat.
"Serang dia Ayu! Adi ini bisa membahayakan posisi Danang, Sayidin Panotogomo Raja Kerajaan Matraman Raya!" perintah Miss Tami Zen.
Ayu si Putri Selendang Biru terkejut mendengar perintah Miss Tami Zen. Ancaman dia tadi kepada Niki hanyalah gertak sambal agar Niki mau menyebut nama bapak si Adi, bukan untuk membunuh. Â Namun, begitu Miss Tami Zen melihat gelagat buruk kalau Putri Selendang Biru ragu-ragu menjalankan perintahnya, dia pun kembali bicara keras kepada Ayu.
"Ayu. Cepat lakukan perintahku!"
Niki yang melihat keadaan yang tidak menguntungkan untuk dia dan Adi tetap berada di situ, lalu menggandeng Adi untuk keluar lewat pintu belakang dan mengunci pintunya. Putri Selendang Biru yang mencoba melemparkan Selendang Biru andalannya pun terlambat menyadari hal itu. Memang sebetulnya, Putri Selendang Biru tidak begitu setuju dengan perintah Miss Tami Zen.
'Dulu memang Putri Selendang Biru adalah binaan Miss Tami Zen, tetapi kini dia adalah istri Bupati Bejo Cinekel yang terkenal welas asih. Tidak tega rasanya, kalau hanya karena Niki melahirkan anak Raja Adi, lalu anak itu yang juga diberi nama Adi, harus dibunuh,' pikir Putri Selendang Biru.
Segera Putri Selendang Biru mengejar Niki sampai ke pintu belakang yang sudah terkunci. Putri Selendang Biru pun pura-pura mencoba membuka pintu yang terkunci itu dengan kedua tangannya. Miss Tami Zen yang melihat ulah Putri Selendang Biru itu pun terkekeh-kekeh.