Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jalan Putih Mujahid 212-Rusuh Wamena: Quo Vadis Demo Mahasiswa?

29 September 2019   11:36 Diperbarui: 29 September 2019   11:58 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi damai umat Islam 212 muncul lagi. Walau pun tidak begitu fenomenal seperti pada aksi damai umat Islam 212 sebelumnya, namun aksi Mujahid 212 hari Sabtu tanggal 28 September kemarin, masih berlangsung damai dan tidak anarkhis. Bahkan terdapat orang cina yang ikut pada aksi damai Mujahid 212. Pada aksi tersebut ada orang China yang memberikan pernyataan bahwa umat Islam bukanlah umat yang radikal. 

Keikutsertaan orang China pada aksi Mujahid 212 tersebut, juga dapat menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang toleran. Stigma negatif radikal, intoleran, teroris sering dilabelkan kepada umat Islam. Namun sekali lagi terbantahkan pada aksi damai Mujahid 212, pada video orang China tersebut.


Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa pada aksi damai umat Islam Mujahid 212 terdapat suara-suara keras terhadap pemerintah. Seperti pesan Mayor (Purn) TNI Muhammad Saleh Panglima Pembela Tanah Air (PETA) kepada Presiden JokoWi, untuk menjalankan amanat konstitusi dengan sebaik-baiknya.  Masih menurut beliau, aksi demo mahasiswa yang terjadi hari hari ini, bukanlah aksi demo biasa. 

sumber: hidayatullah.com
sumber: hidayatullah.com
Tentu saja masih banyak suara-suara keras yang muncul pada aksi damai umat Islam Mujahid 212. Namun semua itu masih dalam koridor demokrasi yang menjadi salah satu pilar negeri ini. Bandingkan dengan demo rusuh Wamena. Banyak pendatang yang menjadi korban, pada saat terjadi demo Wamena. 

Bukan hanya gedung yang dibakar pada aksi demo Wamena, namun juga terjadi orang yang menjadi sandera dibakar, bahkan ada yang sampai satu keluarga sandera  dibakar.  

sumber: sindonews.com
sumber: sindonews.com
Aksi aksi demo mahasiswa dan pelajar nampaknya masih akan berlanjut. Di Jogja seruan "Gejayan Memanggil" kembali disebarluaskan. "Gejayan Memanggil" yang telah dilakukan pada Seni tanggal 23 September 2019, akan kembali dijalankan Senin 30 September 2019 besuk. 

Bahkan padaaksi demo mahasiswa  "Gejayan Memanggil" 30 September akan melibatkan pelajar, buruh dan petani. "Gejayan Memanggil" mempunyai sejarah tersendiri pada gerakan mahasiswa, karena dari aksi demo di Gejayan Jogja inilah, konon reformasi 98 itu bergemuruh. 

sumber: tirto.id
sumber: tirto.id
Tentu saja hal ini disadari oleh banyak pihak. Memang sejauh ini aksi demo mahasiswa dan pelajar di gedung DPR-MPR masih fokus kepada UU KPK dan RKUHP. 

Peluang undangan Presiden JokoWi kepada BEM SI untuk bertemu di Istana, sudah ditolak. Namun antisipasi untuk mengapresiasi aspirasi demo mahasiswa dan pelajar di gedung DPR-MPR akan dipertimbangkan dengan Perpu revisi UU KPK. Namun apakah Perpu revisi UU KPK akan ke luar atau akankah aksi demo mahasiswa dan pelajar akan surut atau bahkan bertambah besar ? 

Demo sebagai wujud dari penyampaian aspirasi tentu sah sah saja di negeri ini. Antisipasi aksi menuju arnakhis, dari aparat juga dbenarkan. Namun tentu saja tidak boleh berlebihan. 

Ada koridor demokrasi yang harus dihormati. Ada pilihan aksi demo yang dapat diikuti. Tentu saja termasuk rencana aksi demo mahasiswa pelajar pada Senin 30 September besuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun