Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Trend Hasil Survey Litbang Kompas Buka Peluang JokoWi Menjadi Untung Suropati

26 Maret 2019   07:26 Diperbarui: 26 Maret 2019   07:45 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://nasional.kompas.com

Tak ayal lagi hasil survey Litbang Kompas langsung meramaikan dinamika pesta demokrasi Pilpres. Bagaimana tidak, kalau survey survey dari berbagai lembaga masih banyak yang mengunggulkan JokoWi, lebih dari 50 %, maka publikasi survey Litbang Kompas termasuk berani. Hasil survey Litbang Kompas elektabilitas paslon 01 berada pada posisi 49,2 %, ada pun elektabilitas paslon 02 masih dikisaran 37,4 %. 

Bandingkan dengan hasil survey Pool Mark, elektabilitas paslon 01 sebesar 40,4 dan elektabilitas paslon 02 25,8 %. Namun dari ke dua survey tersebut, elektabilitas JokoWi kurang dari 50 %. 

Dengan masa kerja selama 4 tahun, maka elektabilitas kurang dari 50 % hasrus dimaknai sebagai red alarm. Hal ini dipandang penting, karena jika kinerja pemerintahan JokoWi dinilai bagus oleh masyarakat maka seharusnya elektabilitas JokoWi di atas 60 %. 

Apalagi jika hasil survey Litbang Kompas pada Maret 2019 itu dibandingakn dengan hasil survey Litbang Kompas Oktober 2018. Dari dua hasil survey Litbang Kompas Oktober 2018 dan Maret 2019, terjadi trend elektabilitas JokoWi yang cenderung menurun.    

Kondisi trend elektabikitas JokoWi yang cenderung menurun ini, bukan suatu hal yang bagus bagi Petahana. Apalagi posisi elektabilitas, sudah kurang dari 50 %. Belum semangat para pendukung paslon 02 begitu tinggi. Trending tagar-tagar bagaikan idghom bi gunnah, sering muncul di medsos. 

Bantahan bahwa pengunna tagar tidak begitu banyak dibandingkan medsos yang lain terbantahkan dengan hasil survey Google, yang memberi keunggulan Prabowo sampai 67 %. Itu artinya, bukan hanya medsos tagar yang bersemangat mendukung Prabowo, namun juga medsos lainnya. Hal tersebut dapat terjadi karena para pendukung trending tagar, merupakan akun sejati, bukan aku bot apalagi akun palsu, sehingga dapat berdampak signifikan terhadap interaksi antar akun, karena lebih mempunyai trust dibandingkan akun bot.

Tanpa disadari, hasil survey Kompas, telah membuka kotak pandora, dari survey sebelumnya yang cenderung menghasilkan elektabilitas JokoWi lebih dari 50 %. Padahal posisi elektabilitas JokoWi bukan harus lebih 50 %, atau bahkan 60 %, namun seharusnya itu terjadi bukan pada saat sekarang yang hanya kurang dari 1 bulan menjelang hari H Pilpres. 

Jika program JokoWi berhasil dan rekayasa sosial yang berujung pada pelaksanaan PT yang mewajibkan bukan hanya pencalonan Presiden harus mengikuti PT, tetapi juga mendorong terwujudnya pemerintah yang berlanjut, dengan indikasi dukungan parpol parpol besar di DPR pada pemerintahan JokoWi, seharusnya elektabilitas JokoWi mendekati Pilpres sudah mencapai 70 % lebih. 

Kalau dulu JokoWi sebagai media darling boleh disebut sebagai "Damarwulan", bahkan dengan ditetapkan PT pada Pilpres 2019, JokoWi bahkan boleh dianggap sebagai "Ken Arok". 

Dengan elektabilitas JokoWi yang mengalami trend menurun dan pendukung Prabowo yang semakin bersemangat, bahkan ada asumsi terjadinya migrasi pemilih dari JokoWi ke Prabowo, maka tidak tertutup kemungkinan posisi JokoWi akan tergeser pada Pilpres. Salah satu indikasinya adalah hasil survey Kompas. 

Trend hasil survey Kompas membuka peluang JokoWi untuk menjadi "Untung Suropati".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun