Tidak dapat disangkal bahwa kampanye Prabowo bergemuruh di seantero negeri. Rakyat di negeri seakan menyambut pemimpin baru untuk Indonesia. Rasa tertahan yang sangat mendalam karena hadangan gangguan ancaman pada gerakan 2019 Ganti Presiden, tidak dapat lagi dihambat-hambat, bagai air dalam bendungan yang dibuka, Â seolah tumpah ruah di setiap kampanye Prabowo. Namun mengapa hal itu tidak tercermin di survey ? Mengapa di semua hasil survey Prabowo selalu kalah ?
Beda dengan survey yang sering menunjukkan elektabilitas JokoWi unggul, pooling polling di medsos  Prabowo unggul. bukan itu saja, yagar tagar yang menjadi trending topik juga lebih cenderung mendukung Prabowo. Kalau boleh digambarkan secara sederhana JokoWi Presiden Survey, Prabowo Presiden medsos.Â
Pada survey responden yang berpartisipasi sangat beragam tingkat pendidikannya. Jika hal itu analog dengan tingkat pendidikan pemilih pada Pilpres, maka tingkat pendidikan responden bisa jadi mayoritas berpendidikan rendah. Ada pun tagar tagar atau pooling di medsos secara umum merupakan masyarakat yang sudah lebih melek terhadap tehnologi penyebarluasan informasi.Â
Kalau hasil survey boleh dikatakan JokoWi mempunyai pengaruh di berbagai tingkat pendidikan masyarakat, maka Prabowo dari hasil pooling mau pun dengung idghom bi gunnah trending tagar-tagar belum dianggap dapat mempengaruhi lapisan masyarakat kelas bawah.Â
Hal tersebut dikuatkan dengan asumsi bahwa dinamika trending tagar-tagar hanya terjadi pada medsos yang jumlah penggunanya kecil. Terdapat medsos medsos lain yang penggunanya lebih besar dari pada tagar- tagar. Namun satu hal yang dilupakan dari asumsi ini adalah para pengunna tagar yang medukung Prabowo, merupakan akun akun sejati, bukan akun bot atau akun palsu.Â
Akun akun tagar itu juga mempunyai akun pada medsos lain, dan terjadi interaksi yang membuat berita di medsos semakin cepat viral. Â Walau pun begitu, tantangan para pendukung Prabowo yang masih belum menyentuh masyarakat kelas bawah masih besar. Hal tersebut yang membuat survey survey masih memenangkan JokoWi.
Namun dengan tumpah ruahnya masyarakat menyambut setiap kampanye Prabowo, maka pandangan Prabowo hanya menang di Medsos, sebetulnya sudah tumbang. Interaksi positif para pengguna medsos mampu menggerakkan aksi damai umat Islam Reuni 212 yang sangat fenomenal. Prabowo dalam berbagai kesempatan juga pada aksi damai umat Islam Reuni 212, menegaskan akan melindungi kepentingan umat Islam.Â
Sentimen negatif terhadap umat Islam dan stigma radikal, intoleran yang selalu didendangkan terhadap umat Islam, runtuh, Â dengan munculnya aksi damai umat Islam Reuni 212. Lalu mengapa Prabowo masih selalu kalah di survey ?
Pada titik ini, hasil hasil survey sering menjadi "debateble". Â Di samping kekalahan Ahok yang tidak pernah terjadi di survey, para pelaku survey, tidak pernah memberikan informasi yang tegas apakah mempunyai hubungan dengan pihak tertentu.Â
Para pelaku berlindung pada asas netralitas dan tidak mau mengungkapkan kontributornya. Namun Pool Mark sudah mengaku kalau ada hubungan dengan PAN. Ada pun Median pernah mengungkapkan bahwa mereka tidak berafiliasi pada siapa pun.Â
Baik hasil survey Median, mau pun Pool Mark, masih mengunggulkan JokoWi dari pada Prabowo. hasil tersebut boleh dijadikan asumsi bahwa baik Median mau pun Poll mark masih menganut asa netralitas. Belakangan google juga melakukan survey, untuk yang satu ini boleh lah diasumsikan google juga independen.Â