Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah Mimpi Pak Jokowi dan Pak Prabowo Tercapai?

1 Maret 2019   21:14 Diperbarui: 1 Maret 2019   22:15 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: aceh.tribunnews.com

Pesta Demokrasi Pilpres tidak sampai 50 hari lagi. Baik Pak Jokowi maupun Pak Prabowo pasti tidak ingin melepaskan kesempatan emas untuk meraih mimpi untuk menjadi pimpinan di negeri ini. Pak Jokowi sebagai petahana ingin melanjutkan masa jabatannya untuk yang kedua kali, sedangkan Pak Prabowo akan berusaha mencari peruntungan untuk memperoleh kesempatan untuk yang ketiga kali mengikuti pesta demokrasi Pilpres. 

Bagi Pak Jokowi berjuang untuk meraih jabatan untuk yang kedua kali tidaklah mudah. Banyak jalan yang sudah diusahakan oleh Pak Jokowi untuk dapat meraih kembali jabatan sebagai presiden untuk yang ke dua kali. Banyak yang sudah dilakukan oleh Pak Jokowi, namun banyak juga yang menghambat usaha Pak Jokowi untuk meraih mimpi menjadi presiden untuk yang kedua kali di negeri ini. Sebagai gambaran sederhana rintangan, hambatan, tantangan dan ancaman usaha Pak Jokowi meraih mimpi bukan hanya dari Pak Prabowo, namun juga dari medsos.

Sebaliknya Pak Prabowo juga harus berusaha keras, untuk dapat meraih mimpi menjadi Presiden Indonesia yang akan datang. Pak Prabowo yang tidak mempunyai kekuasaan, tentu akan sabar terbatas ruang geraknya. Berbeda dengan Pak Jokowi yang pada saat mengikut kontestasi pesta demokrasi Pilpres, masih duduk sebagai Presiden yang berkuasa.

Setiap orang bisa mempunyai mimpi. Mimpi dapat saja berbentuk sesuatu yang ingin dialami sehingga situasi dan kondisi saat ini dapat berubah di masa datang, sesuai dengan keinginannya. Namun tidak semua mimpi dapat berhasil. 

~~

Sebagai gambaran sederhana mimpi untuk mutasi, dapat saja tidak berhasil, apalagi mimpi yang sempurna. 

Sejak terjadinya puting beliung mutasi itu, maka saya berada dalam ruangan yang sama, dengan teman Magister alumni PTN ternama di Jawa. Kami saat ini mempunyai Bos yang sama, yaitu Bos USA. Dua magister dari PTN ternama di Jawa, dengan Bos USA master luar negeri tentunya, masih ditambah lagi dengan BIg Bos baru yang master Kanada. Lengkap dan dirasa kuat sudah kantor kami untuk unjug gigi. 

Suasana di kantor pun begitu kondusif untuk mendorong kinerja berdasarkan kompetensi. Kompetensi disadari merupakan suatu hal  yang diharapkan dapat membuat kompetisi kinerja yang tinggi. Dari kompetisi kinerja yang tinggi diharapkan dapat mendorong terciptanya resultan kinerja yang progresif. Seluruh komponen dapat dikerahkan dengan cepat dan diharapkan dapat mengantisipasi munculnya peluang yang tercipta seta dapat dengan segera mengatasi rintangan, hambatan, tantangan dan ancaman yang muncul.

Namun demikian baik bagi magister dalam negeri mau pun master luar negeri, masih sering menghadapi masalah yang pelik. Masalah yang seharusnya sudah selesai pada tahun 1928, pada saat terjadi Sumpah Pemuda. Masalah dipandang sebagai indigenous people terkadang menjadi rintangan, hambatan, tantangan bahkan ancaman, paling tidak, pada saat peristiwa promosi. 

Memang pada saat mengambil kuliah magister di Kampus Biru, saya sempat memperhatikan betul sesi manajemen strategi BCG. Boston Consulting group mengembangkan pola manajemen strategi pada 4 bidang dengan Star, Cash Cow , Hotdog dan Question Mark. Setiap orang ingin menjadi bintang. namun kebanyakan orang hanya akan menjadi sapi perah, bahkan mungkin menjadi hotdog atau berada di posisi Question Mark tanpa tahu harus berbuat apa. Promosi dan mempromosikandiri dipandang perlu, jika seseorang ingin meningkat kariernya. 

Sesi manajemen strategi inilah yang mendorong saya untuk meningkatkan kinerja dengan kompetensi yang ada. Dengan dukungan teman magister dari salah satu PTN di Jawa, Bos USA dan Big Bos Canada, maka kami  melayang di langit bagaikan Star. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun