Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kekuasaan Absolut Titik Rawan Raja

22 November 2018   06:39 Diperbarui: 22 November 2018   07:19 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://m.republika.co.id

Raja adalah penguasa tunggal pada kerajaan. Beda dengan Presiden yang kekuasaannya dibatasi dengan DPR dan MA mau pun MK. Raja memiliki kekuasaan absolut atas pemerintahannya. 

Mekanisme pergantian kekuasaan pada Raja sangat tergantung pada keinginan Raja. Raja menjadi titik sentral dalam pengambilan keputusan untuk Negara, bukan keinginan kelompok bangsawan apalagi kelompok masyarakat. 

Hal tersebut dapat menjadi hambatan dalam upaya menyalurkan pendapat di luar garis yang dikehendaki Raja. Ketika kakak beradik berbeda pendapat tentang bagaimana dalam mengambil keputusan atas suatu peristiwa yang terjadi, maka si adik, harus mengikuti perintah Raja. Karena biasanya suksesi pemerintahan terjadi dari Raja ke anak yang tertua. 

Berdirinya kerajaan Mataram Jogja, juga terjadi karena perbedaan pandangan dari kakak beradik keluarga kerajaan. 

Tidak heran sesuatu yang terjadi di kerajaan Mataram Solo dan Kerajaan Mataram Jogja itu sulit terjadi di tempat lain. Suksesi bahkan mungkin dilakukan dengan saling bunuh, seperti pada jaman Ken Arok. 

Mekanisne pergantian kekuasaan pada Raja yang sebetulnya sangat sederhana, karena Raja hanya tinggal menunjuk Putera Mahkota sebagai penerus kekuasaan kerajaan, pada prakteknya justru lebih rumit dibanding sistem demokrasi. 

Kasus Khashoggi dapat saja membuat kalangan bangsawan di Arab Saudi tidak dapat menutup mata terhadap sorotan kepada Pangeran MBM. Namun sepanjang Raja masih tetap berpendirian bahwa penerus kekuasaannya adalah Putra Mahkota yang dipilihnya. Raja tetap berhak memutuskan hal itu, karena Raja memiliki kekuasaan Absolut. Walau pun mata dunia saat ini tertuju kepada sosok yang satu itu. 

Kekuasaan Absolut itu titik rawan dari Raja.

Bandingkan dengan pernyataan Pak JokoWi tentang Sontoloyo dan Gendruwo, bisa langsung dikomentari banyak orang, karena pak JokoWi itu Presiden bukan Raja. Begitu juga ketika Pak JokoWi memberikan empati kepada Baiq Nuril untuk mengajukan grasi, bisa langsung diklarifikasi pakar hukum, karena Pak JokoWi bukan Raja. 

Presiden tidak mempunyai kekuasaan absolut seperti Raja. Namun hal itu justru menghindarkan seorang Presiden untuk bertindak sewenang-wenang. Presiden pun harus mengikuti mekanisme Pilpres kalau ingin kembali menjadi presiden. Beda dengan Raja terserah sampai kapan dia mau berkuasa. Raja mempunyai kekuasaan Absolut.

Namun kekuasaan Absolut merupakan titik rawan Raja. Tidak ada jaminan suksesi dapat berjalan dengan damai pada kekuasaan Absolut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun